Review Buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja
Judul buku : Keajaiban Membaca
Tanpa Mengeja
Penulis : Vidya Dwina Paramita
Penerbit : Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-291-690-1
Jumlah halaman : 192 hal
Pertama baca buku karyanya Mbak
Vidya itu yang judulnya "Jatuh Hati Pada Montessori" Setelah baca
bukunya sampai tamat (enggak kerasa lho baca bukunya) aku langsung jatuh cinta
juga sama filosofi Montessori ini. Aku yang waktu itu baru mengenal pelan-pelan
dunia parenting karena enggak tahu sebelumnya sama sekali kalau parenting itu
ada ilmunya. Nggak ada lho yang ngasih tahu aku kalau punya anak itu berat.
Atau mungkin aku lihatnya-- membayangkan dari sisi menyenangkannya saja.
Ternyata enggak semudah itu ya. Setelah hamil dan melahirkan perjuangan -
perjuangan, pengorbanan akan dimulai. Termasuk diantaranya dalam mendidik
anak.
Filosofi Montessori ini menekankan
tentang bagaimana cara memanusiakan anak dengan memahami kebutuhannya.
Di buku ini, semua paparan yang
penulis katakan sangat membantu aku yang ibu satu anak ini, yang selama ini
tahunya metode membaca hanyalah dengan mengeja. Lebih dari itu membaca bukan
hanya sekedar membunyikan huruf-huruf, melainkan bagaimana anak mampu
mengkorelasikan rangkaian huruf yang dibaca dengan maknanya. Bagaimana
pemahaman yang ia dapatkan dari kegiatan membaca tersebut. (Hal:3) Masuk
akal, karena percuma ya bisa baca tapi tidak tahu apa yang dibaca dan bagaimana
anak akan mampu untuk menjawab dan menceritakan ulang yang ia baca di
buku.
Kebayang apa yang akan terjadi?
Karena merasa tidak mengerti maksud dari bacaan yang ia baca, anak akan
kesusahan merasa frustasi. Karena sudah tak paham nilai akademis akan buruk
=> karena nilai akademik buruk anak dilabeli bodoh => anak akan tumbuh
dengan pemahaman bahwa belajar itu susah dan bingung=> kelak dewasa anak
percaya bahwa dia tidak bisa dan terus berasa bodoh.
Sudah cukup berseliweran sebenernya
di postingan instagram tentang pentingnya kegiatan pra membaca. Dan jika ditarik akarnya, penulis
menjelaskan bahwa penyebab pertama anak tidak mencintai proses belajar adalah
kurangnya perhatian kita pada kegiatan kegiatan dalam tahap pra membaca.
Tahap ini tampak sederhana namun
segudang manfaat. Karena salah satu manfaat nya adalah menambah kosakata anak
dan melatih anak memahami jalan cerita.
Dan salah satu hal yang cukup di
sebarkan di media sosial di kalangan orang tua saat ini adalah kegiatan read aloud. Selain read aloud kegiatan bermain peran juga termasuk ke dalam
kegiatan tahap pra-membaca.
Masuk ke bab selanjutnya, penulis
menjelaskan tentang tantangan pada zaman sekarang, termasuk di dalamnya tentang
penggunaan gadget yang berlebihan.
Tapi yang paling aku garis bawahi
adalah ketika anak anak usia dini tidak boleh diajarkan baca tulis, tapi saat
masuk SD kelas 1 (satu) materi yang ada sudah merupakan materi yang membutuhkan
kemampuan membaca dan menulis. (Hal:9)
Jembatan yang hilang ini, menurutku
bukan tanggungjawab guru guru disekolah belaka, melainkan kita sebagai orang
tuanya pun ikut melek tentang hal tersebut. Mungkin kita bisa mengokohkan
fondasi pra membaca di rumah, menyempatkan melihat pertumbuhan anak kita sudah
sejauh mana. Intinya saling membantu antara guru dan orang tua, agar anak bisa
tumbuh dan berkembang dengan optimal. karena bagaimanapun, tugas dan tanggung jawab orang tua memang berat tapi bukan berarti kita lepas tangan mendelegasikan sepenuhnya tugas tersebut kepada pihak sekolah. Maka dari itu, ternyata penting sekali memilih sekolah yang bisa bekerjasama antara guru dan orang tua. Punya satu misi dan visi, value yang sama dan tentunya sesuai budget yang ada.
Di bab-bab akhir, makin semangat aku
membaca dan memahami karena sejujurnya aku sempat membaca ada ibu-ibu yang
berhasil mengajari anak membaca dengan metode tanpa mengeja ini.
Aku penasaran, bagaimana sih memang
cara-caranya? Bab inilah yang kemudian aku manggut-manggut dan langsung diskusi
sama suami. Antusias banget karena ternyata perjalananya buat tahap bisa
memahami bacaan itu panjang banget. Nah penulis mengulang kembali tentang tahap
pra-membaca yang salah satunya adalah dengan kegiatan read aloud, apasih
manfaatnya?
* Read aloud membantu memperkuat
bonding orang tua dan anak
* Read aloud membangun cinta
segitiga antara orang tua, anak dan buku
*Melalui Read aloud anak mendapat
asupan kosakata bahasa baku
*Read aloud dapat meningkatkan
prestasi akademik
Selanjutnya masuk ke tahap teknis
membaca. Ada beberapa poin penting berupa tabel yang bisa kita pahami atau
ceklis sebelum anak memasuki tahap teknis membaca. Jadi enggak sembarangan dan
ujug - ujug ikut dipaksa semau kita ya. Disini betapa
pentingnya menciptakan kegiatan yang menyenangkan. Kebayang kalau kegiatan
teknis membaca itu membosankan? Sudah pasti anak akan kabur duluan.
Ilmu baru yang aku dapatkan dibuku
ini begitu bersebrangan dengan zaman dulu aku belajar baca. Enggak ada
"objek yang kongkret" yang bisa aku pahami. Apalagi, sebagai manusia
yang cukup lama tinggal di daerah. Kebanyakan komunikasi dengan bahasa daerah.
Sehingga kosakata kosakata baru itu terasa begitu asing di telinga. Penulis
memaparkan tiap tahapan, dan selalu ditekankan kegiatannya yang menyenangkan.
Ada ide-ide yang di tulis untuk kita memudahkan kalau-kalau kita kehabisan ide
saat sudah di fase teknis membaca. (Meski ya sebenarnya anakku masih di fase
pra membaca, aku mau menguatkan dulu pondasinya) tapi ini menjadi sebuah ilmu
baru yang aku rekam baik-baik. Setidaknya, anakku tidak merasakan keterpaksaan
dan tekanan saat dulu aku mulai proses membaca.
Menurutku buku ini bukan hanya sekedar lebih mengajari anak tentang bagaimana cara membaca, tapi membuka "tabir" baru dalam pemahaman kita orang tua agar lebih mengenal, memahami kebutuhan anak-anak. Mungkin, kelak anak bisa menjadi pendengar yang baik, tidak semata-mata cepat menghakimi setiap opini orang lain.
Sekian ulasan singkatnya, semoga
membantu :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar