Awal mula tahu
Wot batu karena ada salah satu teman kosan yang bilang, “Teh Tia ke Wot Batu
geura, itu tempatnya belum banyak orang yang tahu kayanya cocok buat teteh.
Enakeun tempatnya teh adem.” Seru Abe—salah satu teman kosan yang selalu banyak
tahu-nya. Hehehe. Yauda dari sana aku langsung nyari-nyari informasi seputar
Wot Batu, aku langsung berkunjung ke instagramnya dan postingan instagramnya
juga baru sedikit, huaaa jadi makin penasaran doooong.
Alhamdulillah
jaraknya enggak terlalu jauh dari kosan, meskipun untuk kesana aku rada-rada
nyasar sedikit padahal udah pake google
maps. Wot Batu beralamat di jalan
Bukti Pakar Timur no 98 #1. Bandung Jawa Barat. Kalau pake google maps aku
nyasar ke salah satu rumah yang persis alamatnya, setelah tanya satpam ternyata
itu bukan tempat yang aku maksud, akhirnya muter-muter enggak jelas, nanya ke
warga untunglah ada salah satu warga yang tahu tempat yang aku maksud tersebut.
Rute kalau kalian mau pake angkutan kota |
Wot batu ini
adalah sebuah karya seni instalasi yang dibuat oleh Pak Sunaryo, jadi Pak
Sunaryo ini adalah seorang seniman. Karya ini dibuat dari tahun 2012 dan
selesai ditahun 2015, karya ini baru dibuka untuk umum supaya bisa masuk, dan
menikmati karya ini yaitu sejak 2016 kemarin. Nah, Wot Batu itu sendiri
ternyata berasal dari sebuah kata yang berasal dari bahasa jawa kuno yang
artinya secara harfiah adalah jembatan batu, tetapi secara metafora Pak Sunaryo
berharap Wot Batu bisa menjadi sebuah
jembatan antara jiwa dan spiritualitas seseorang. Pantas saja, dari maksud dan
tujuan dibangunnya karya seni ini memang untuk sesuatu yang bermanfaat. well, aku menyusuri—sambil ditemani mbak
guide melihat setiap tempat yang
dibuat disini memiliki tujuan dan makna tersendiri bagi kehidupan manusia. Ternyata,
semua bagian yang berada di Wot Batu itu sendiri disusun secara berurutan dari
mulai gerbang awal masuk sampai gerbang keluar Wot Batu.
Gerbang masuk Wot Batu (Batu Gerbang)
Dilengkapi
dengan dua dinding batu yang tinggi di kanan dan kiri, lantas ada batu yang
menggantung di atasnya tujuannya adalah supaya kita merasakan bahwa kita sedang
memasuki suatu arena yang baru.
Di area Wot Batu terdapat 136 batu. Di area
paling depan dekat dengan pintu masuk, terdapat mushola (kapasitas untuk
aktifitas keagamaan 2-3 orang) sebagai penanda kiblat, memiliki sebuah kaca
yang bening dengan surat Al-Fatihah sebagai ukirannya. Selain itu ada batu
kecil yang menempel. Batu tersebut diambil langsung oleh Pak Sunaryo dari Gua
Hira, tujuannya adalah untuk menghubungkan antara Wot Batu dengan Tanah Suci
dari segi Spiritualitasnya.
Sepasang Batu Ambah dan Ambu merupakan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Ada
lubang di tengah-tengah batu tersebut, untuk bantu Ambu diisi dengan air, itu
melambangkan kesuburan seorang perempuan.
Batu Ambah dan Ambu |
Batu Merenung
Dinamakan batu
merenung karena memang batu tersebut spesial atau dikhususkan untuk merenung, kalian bisa merenungkan
tentang kehidupan, mencari inspirasi (cocok
banget buat aku) atau sekadar ingin menikmati suasana Wot Batu, karena
posisi batu merenung ini merupakan best spot nya. Kita bisa melihat seluruh
pemandangan yang berada di Wot Batu.
Bumi dan Langit
Yang paling
menarik menurutku, Pak Sunaryo ini dalam berkarya, beliau menciptakan karyanya
berpasang-pasangan. Seperti tadi batu Abah dan Ambu. Nah disini ada batu bumi
dan langit. Jadi, batu yang menempel dibawah tanah itu adalah representasi dari
bumi, sebaliknya batu yang menempel di atas dinding itu adalah representasi dari
langit.
Batu Indung
Batu Indung ini bercerita tentang kelahiran. Secara personal Batu indung menggambarkan kisah sekaligus kenangan-kenangan Ibunya Pak Sunaryo. Pak Sunaryo ini menanam pohon jambu di halaman rumahnya sekitar 18 tahun yang lalu karena Ibunya suka sekali dengan buah jambu tapi sayang ibunya sakit dan meninggal sehingga tidak sempat memakan buah dari pohon jambu itu. Berangkat dari konsep--sudah tidak tumbuh lagi--Pak Sunaryo memutuskan untuk menebangnya, dengan tujuan untuk menyenangkan hati ibunya, beliau memutuskan mencetak dengan material perunggu untuk menghentikan pertumbungan pohon jambu itu.
Batu Indung |
Di Wot Batu memiliki dua cara komunikasi yaitu komunikasi vertikal (Tuhan) dan komunikasi horizontal (Kehidupan atau masyarkat). Selain itu juga ada Batu Perahu yang merupakan simbol dari perjalanan kehidupan manusia. Ada batu Air yang merupakan simbol dari setelah kehidupan atau kita sebut after life. Batu air ini, menurutku adalah tempat yang paling nyaman dan tenang untuk merenung dan beristirahat sejenak. Seandainya lokasinya dekat, tinggal jalan kaki ke Wot Batu ini, mungkin aku setiap Minggu mau pergi ke sini hanya untuk merenung atau menulis di depan Batu Air ini. Di sebelah kanannya ada pepohonan yang membuat suasananya sejuk. kita bisa duduk selonjoran di depan air. Entah bagaimana ini posisi motret alakadarnya pake HP. Tapi perpaduan air, batu, pepohonan yang ada di belakangnya menurutku benar-benar memesona sekali! saking tenang dan beningnya keadaan airnya, pepohonan yang ada di belakangnya jadi terlihat ada reflection gitu yaaa wkwk. Sebenarnya, konsep Batu Air ini adalah konsep tentang kematian, tetapi kematian bukan yang menyeramkan. Istilahnya menurut Pak Sunaryo adalah mati adalah satu-satunya cara agar kita bisa melebur dengan alam.
Batu Air |
SIdik jari Pak Sunaryo |
Batu vulkanis yang dipasar pipa gas, Api disana menjadi salah satu dari lima elemen yang digunakan oleh Wot Batu secara simbolis ada Api, Air, angin, tanah dan logam. |
Jembatan yang menghubungkan area kiri dan Kanan |
Batu yang terbuat dari dua kekuatan yaitu kekuatan gravitasi dan spiritualitas. |
Batu Prasasti yang menjadi lambang disahkannya Wot Batu |
Batu Prasasti yang menjadi lambang disahkannya Wot Batu pada tanggal 4 September 2015 oleh Pak Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pak Sunaryo menghubungi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harapannya adalah supaya Wot Batu bisa menjadi suatu asset untuk pendidikan dan kebudayaan Indonesia sekarang maupun nanti. Puisi apresiasi yang dibuat Pak Anies Baswedan.
kau dilahirkan untuk hadirkan karya bagi kemanusiaan
seorang Sunaryo di dua nol satu lima telah menjulurkan
imajinasinya membelai imajinasimu
tangkaplah dan tujunkkan bahwa kau juga akan pancarkan
karya di masamu sebagaimana Wot Batu telah lampaui sekat
masa untuk sampai kepadamu
(catatan untuk diriku sendiri yang masih berjuang membuat suatu karya. Semoga secepatnya bisa mengikuti jejak Pak Sunaryo meski dalam karya yang berbeda. Harus lebbbbbbih semangat lagi. lebbiiiiih berusaha lagi.)Puisi yang juga dibuat oleh Pak Sunaryo seorang seniman hebat. |
Nah mungkin itu yang bisa aku ulas tentang Wot Batu ini, masih banyak kekurangan sebenarnya, lebih lengkapnya kalian bisa langsung datang ke tempat yang keren satu ini. Oh ya saat berkunjung ke Wot Batu para pengunjungnya hanya boleh membawa kamera HP saja, jadi di review kali ini maafkeun pisan kalau kualitas poto yang kuambil seadanya hehehe tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat. Bukan masalah gambar yang aku share sih sebenarnya tapi pelajaran yang bisa aku, dan kalian ambil saat berkunjung ke suatu tempat. Selain menambah wawasan kita juga termotivasi untuk melakukan suatu perubahaan.
Wot Batu
Jalan Bukit Pakar Timur no 98#1
Bandung 40198
Jawa Barat, Indonesia
Telephone : +62282524480
Email : info@wotbatu.id
website : https://www.wotbatu.id/
Instagram : @Wotbatu
Facebook : Wot Batu
Biaya untuk masuk ke Wot Batu
Reguler : 50.000
Grup : 30.000 (>15 Orang)
Pelajar : 30.000
wah unik sekali ya, dagao pakar kan itu???
BalasHapusiya mbak hhehee
Hapuswow keren, jadi pengen buat gituan, eh pengen dateng kesitu.
BalasHapusdateng aja mas hehehe
HapusWah yang batu air itu keren banget. Baru denger nih ada Wot Batu.
BalasHapusiya mbak, memang keren bangeeettt hehe yuuk mampir kesana mbakk
Hapus