Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Senin, 02 Januari 2017

Resensi Novel Sunset dan Rosie - Tere Liye



Judul Buku      : Sunset dan Rosie
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka Publising
Jumlah Hal      : 425 Halaman
ISBN               : 978-602-9474-08-4
Photo by me


Bagaimana cara kamu menemukan sebuah “pemahaman baru” tentang perasaan? Apakah ia selalu menyakitkan? Atau memberi ruang untuk sedikit saja bahagia?
Kisah tentang keluarga hebat di pantai yang elok. Tiga belas tahun pernikahan dengan intensitas kebahagiaan tinggi, tanpa henti bagai mata air di kaki pegunungan yang memancarkan deras. Rosie dan Nathan pasangan suami istri yang sudah tiga belas tahun menikah memiliki empat gadis kecil yang bagai kembang ditaman bunga. Bagai cahaya di dalam redup. 

Pada suatu sore, di pantai Jimbaran Bali. Pasangan suami istri tersebut sepakat merayakan pernikahan mereka. Makan malam diatas hamparan butiran pasir, menatap matahari tenggelam dengan lilin menyala. Juga melihat ke empat anak mereka asyik bercengkrama. Anggrek anak sulung Rosie dan Nathan yang  mempunyai kegemaran membaca buku.
Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan yang berusia dua belas tahun. Ia anak yang aktif memiliki otak kanan yang sama hebatnya dengan otak kiri.


Ketiga, Jasmine yang berusia lima tahun. Yang satu ini lebih pendiam—tetapi penurut dan pemerhati yang baik. Dan yang terakhir adalah Lili. Buah hati Rosie dan Nathan yang berusia satu tahun.
Keluarga bahagia itu sedang makan malam bersama. Merayakan hari kebahagiaan Ayah dan Ibunya. Ke empat anak Rosie dan Nathan memiliki seorang Paman yang super hebat. Paman Tegar namanya—meski ke empat anak Rosie dan Nathan mempunyai panggilan yang berbeda-beda kepada Paman Tegar. Namun, tetap saja mereka begitu menyayangi Pamannya.
Tegar tinggal di Jakarta. Tegar adalah sahabat baik Rosie dan Nathan yang sebentar lagi akan bertunangan bersama seorang gadis menawan bernama Sekar. 
Acara pertunangan itu akan berlangsung selang sehari dengan acara perayaaan hari pernikahan Rosie dan Nathan. Ternyata itu semua harus hancur dengan suatu kejadian yang menyakitkan. Saat Rosie dan Nathan sedang merayakan acara makam malam tersebut. Pantai Jimbaran, Bali sungguh menawarkan pesona yang elok. Seperti biasa, Tegar turut serta dalam acara mereka dengan menggunakan tele-conference. Keluarga Nathan—khususnya ke empat anaknya bisa bercengkrama mengobrol riang menceritakan banyak hal dengan Tegar. Paman yang teramat disayangi mereka berempat.

Kejadian menyakitkan itu harus datang. Kejadian yang mengubah seluruh kebahagiaan malam itu menjadi kesedihan tiada tara. Tepat saat Sakura memberikan bunga mawar biru kesukaan Rosie. Bom itu meledak. Menghacurkan apa-apa yang berada disekitarnya. Termasuk kebahagiaan keluarga Rosie dan Nathan.
Nathan meninggal dunia dengan kepala yang pecah. Rosie tak kuasa membendung kesedihan. Seolah takdir baru saja mengkhianatinya. Sementara Tegar yang berada di Jakarta kalap mendengar kejadian bom tersebut. Tanpa berpikir dua kali. Tegar langsung berangkat ke Bali memastikan keluarga bahagia itu baik-baik saja. tapi nyatanya keluarga itu tidak akan pernah baik-baik saja.

Kisah ini dimulai. 

Seorang Tegar dengan memiliki status paman terbaik bagi ke empat anak Rosie ternyata memiliki kenangan manis sekaligus menyakitkan. Dulu, saat Rosie dan Tegar masih kanak-kanak mereka sering menghabiskan waktu bersama. Hingga mereka beranjak dewasa saat Tegar mulai menyadari perasaan lain selain persahabatan. Ya. Tegar mencintai Rosie bahkan melebihi dirinya sendiri. Saat itu mereka sedang mendaki gunung Rinjani. Tepat saat dipunca. Rosie sangat menyukai sunset. Nathan mengungkapkan perasaanya kepada Rosie. Sementara Tegar yang mendengar semuanya saat Rosie ikut tersenyum menyambut kejujuran Nathan yang mencintainya. Tubuh Tegar bergetar hebat dibalik pohon. Menyaksikan mereka berdua tidak percaya dengan semua kejadian itu.

Tegar pergi tanpa pamit. Meninggalkan Rosie dan Nathan yang kebingungan. Tegar pergi merantau ke Jakarta. Melamar pekerjaan disana. Berusaha membunuh sejengkal demi sejengkal perasaan itu. Malam-malam gelisah itu selalu hadir. Kebencian itu tampak jelas bertahun-tahun lamanya. Hingga suatu hari, Rosie dan Nathan datang mengunjunginya membawa buah hati mereka. Entah mengapa hati Tegar merasa luluh saat melihat buah hati Nathan dan Rosie.

Tegar mampu berdamai dengan cintanya. Dan lagi pula sekarang ia sudah menemukan perempuan yang mencintainya yang lebih cantik dari pada Rosie; Sekar.  Ya. Tegar mencintai Sekar meski dengan pemahaman cinta yang lain. 

Sampai detik saat Bom itu meledak. Rasa kasih sayang Tegar kepada ke empat anak-anak Rosie begitu besar mengalahkan segalanya. Tegar menemani Rosie dan anak-anaknya saat badai menyakitkan itu datang. Sampai ia melupakan pertunangannya bersama Sekar. Perempuan yang selalu menunggunya dengan sabar.
Lalu, bagaimana kisah selanjutnya? Apa yang dikatakan pemahaman cinta yang lain itu? Apa Tegar benar-benar mencintai Sekar dengan setulus hati? Bagaimana Takdir membawa cintanya bermuara?
Membaca kisah ini, sungguh menyakitkan. Tapi memberikan ruang untuk pemahaman yang baru. Meski ceritanya sangat runtun. Tidak ada episode-episode yang mengejutkan lagi. ceritanya bisa aku tebak. Tapi tetap saja memberikan rasa greget. Kenapa Tegar harus bersikap sedemikan kepada kedua Perempuan yang sama-sama mencintainya. 

Ternyata, diujung kisah. Rosie pun menyimpan perasaan kepada Tegar dan ia tidak pernah menyadari cinta itu hadir diam-diam. Mawar akan tumbuh ditegarnya karang jika engkau mengkhendakinya.
Membaca novel ini, aku sedikit memahami apa itu kesempatan. Dan bagaimana cara melupakan kesakitan masa lalu. Yaitu dengan berdamai. Meski terkadang butuh waktu yang lama untuk memahami hal sesederhana itu.


tyataya
Subang, 2017



5 komentar :

  1. Ah.... tuh kan... baca resensinya aja sudah mupeng... oh... ternyata latar tempatnya Bali, berarti setting waktunya pas dulu ada kejadian bom di Bali gitu kan ya.... *sok.analisis

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus