Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 28 Februari 2015

RAHASIA SUKSES PEDAGANG KAKI LIMA







Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko dan ketidakpastian.
Mungkin bagi sebagian orang menjadi seorang entrepeneur adalah hal yang paling menakutkan dan semu, karena mereka masih berpikir bagaimana tingkat pendapatan yang diperoleh sedangkan setiap hari penghasilan seorang entrepeneur itu tidak menentu, tidak ada patokan bahwa setiap bulan gajihnya sekian. Cenderung orang ingin bekerja di perusahaan milik orang lain menjadi bos atau manajer  yang bisa memerintah ini itu, dengan gaji yang tetap setiap akhir bulan. Menurut mereka itu adalah hal yang paling menjajikan tanpa harus memikirkan sebuah ketidakpastian.

Untuk memulai menjadi seorang entrepeneur tidak harus mengambil kuliah dibidang ekonomi atau bisnis. Kesuksesan Financial yang bisa didapatkan dari membangun bisnis sendiri menarik banyak orang untuk banting setir memulai usaha mereka sendiri. walau begitu pada kenyataanya tidak semua orang bisa menjadi seorang entrepeneur, tidak semua orang di sini dalam artisan jika mereka tidak siap dengan segala resiko dan hal hal yang fundamental yang harus dimiliki seorang entrepeneur maka sudah dipastikan orang orang seperti itu akan gulung tikar.
Hal inilah yang selalu diterapkan oleh seorang entrepeneur bernama bapak Wasim. Beliau adalah seorang entrepeneur tangguh. Merintis usahanya dari Nol bersama istrinya yang bernama Tri Wahyuni
Usaha yang kini digeluti adalah kuliner malam yang diberi nama banyumas, kami menyebutnya kuliner malam karena beliau hanya berjualan dimalam hari. Dari jam 18.00 sampai 23.00 WIB yang  bertempat di Cikutra dekat dengan Taman Makam Pahlawan. Nama Banyumas itu sendiri diambil dari nama daerah Banyumas, Banyu artinya air, sedangkan Mas adalah Emas, jadi Pak Warsim berharap usahanya bisa terus mengalir tanpa batas seperti air yang bermuara ditempat yang luas dan menghasilkan emas atau Rezeky yang berlimpah serta Barokah. Pak Wasim juga asli orang Kebumen.
Pak Warsim hijrah ke kota Bandung sejak tahun (1992..) Sebelum memutuskan menjadi seorang entrepeneur pak Wasim juga sempat menjadi seorang tukang parkir, supir pribadi, supir material, calo. Supir angkot, istrinya pun dulu pernah berjualan jeruk & emping dimulai dari bangun  jam 5 subuh untuk berkeliling jualan.  Pak Warsim merintis usaha berdagang ini dari tahun 2004 bersama istrinya, hanya berdua. Dengan modal 12.000.000 Dengan gerobak yang setiap hari didorong dari rumahnya sampai tempatnya berjualan ketika sore hari karena ketika itu pak Warsim belum mendapatkan pegawai, dan menu yang disediakan dari dagangannya begitu sederhana, hanya ayam goreng, ayam bakar dan ikan saja, habis hanya 2 kilo dari jam 17.00 hingga larut malam apalagi ketika pelanggan sedang sepi. Tingkat Profitabilitas yang didapatpun hanya bisa sebatas untuk makan dan menghidupi kedua anaknya, untuk bersekolah kedua anaknya, perjuangan pak Warsim dan istrinya memang begitu menggetirkan, tapi pak Wasim sadar inilah jalan hidup yang kini sudah diambil dan dipilihnya, menjadi seorang entrepeneur, untuk itulah beliau menguatkan hati dan konsisten dalam menjalannya. Hingga akhirnya perlahan lahan usahanya dikenal banyak orang, tidak ada strategi ketika itu, tapi karena sikap pantang menyerahnya, banyak orang yang ketagihan untuk makan lagi di Banyumas. 
“ Makan di sini Enak, dan bikin pengen lagi lagi dan lagi” ujar salah satu pelanggan tetap pak Warsim.
Barulah tahun 2010 usahanya mulai berkembang, berkembang dan terus melejit, hingga sekarang beliau sudah memiliki satu cabang ‘banyumas’ didaerah ST Telkom Bojong Soang. Dan memiliki beberapa pegawai untuk ikut membantu usahanya tersebut. Hingga pelanggannya banyak didaerah daerah jauh seperti ciwidey, Dago. Dan masih banyak lagi.
dan kini menu makanan yang tersedia di Banyumas sudah lebih dari dua macam ikan, diantaranya : ikan gurame, ikan mas, ikan kakap, ikan bawal, ikan kerapu, ikan mujaer, bandeng, salem, teros, barakkuda, selar,  kembung, kue, terise yang semuanya bisa dihabiskan dalam satu hari berdagang adalah beriksar diantara 27Kg. Dan bahan pelengkap lainnnya seperti tahu tempe, anti ampela, usus dan telur. Awalnya istrinya mengaku bahwa beliau sama sekali tidak bisa memasak dan mengetahui jenis jenis ikan, tapi karena ada beberapa pelanggan meminta untuk menyediakan jenis ikan yang tidak ada di menunya, akhirnya pak wasim dan istrinya mecari dan mulai menyediakan dimenunya, ditambah dengan sambel dadakan yang khas  bernama sabel krecok yang terdapat dibanyumas membuat para pelanggan tidak mau berpaling dan mencicipi lidah mereka dengan rasa yang lain hal itulah yang membuat Banyumas selalu ramai setiap harinya. hingga kini laba yang didapatkan kurang lebih  perhari jika diambil kotornya adalah Rp 3.300.000. jika ada kendala dari faktor alam, misalnya ketika sedang Musim hujan dan pelanggannya mulai sepi hal ini berdampak pada dagangannya yang tidak habis, namun pak Wasim tidak kehilangan akal. Jika dagangannya tidak habis pak Wasim membawanya pulang dan dibagi bagikan kepada tetangga tetangga terdekat
“ mubazir kalau dibuang, kalau didagangin lagi engga akan mungkin” ujar pak Wasim polos ketika sedang diwawancarai
Konsep yang dibuatpun sederhana saja, tidak ada konsep yang bertele tele yang menghabiskan beberapa kertas hanya untuk menuliskan konsep yang rumit yang dibangun dari ilmu ilmu bisnis maupun ekonomi.
Konsepnya begini.
Pertama pak Wasim sangat mengutamakan kejujuran baik itu dari sisi harga dan kualitas, bagi pak Wasim kejujuran adalah sebagian dari penggerak agar pelanggan mau datang lagi.
Kedua, pak Wasim selalu menekankan pada setiap pegawainya juga dirinya sendiri untuk bersikap ‘someah’ alias ‘ramah’ tidak ada orang yang suka diabaikan atau di cemberuti ketika sedang bertransaksi.  Untuk itulah ramah tamah menjadi kunci kedua kesuksesannya.
Ketiga, Pak Wasim  menerapkan kalimat simbiosismutualisme artinya Pak Wasim ingin untuk dirinya dan usahanya juga pelanggannya bisa sama sama saling menguntungkan, hubungan timbal balik. Pak Wasim butuh sumber penghasilan untuk melangsungkan kehidupannya dan pelanggan butuh kepuasan. dari itulah pak Wasim menggaris bawahi agar semua orang yang terlibat di dalam bisnisnya bisa sama sama meraup keuntungan. Jadi tidak ada yang merasa dirugikan.
Ke empat atau yang terakhir adalah mempertahankan kualitas rasa, istrinya yang bertugas sebagai koki selalu mengutamakan kualitas rasa. Bagi beliau itu adalah ciri khas atau pembeda bagi usahanya dengan milik orang lain. Meskipun di cikutra banyak pedagang pedagang yang juga menjual menu makanan yang sama. Tapi tetap ciri khas adalah syarat mutlak yang harus dipertahankan bagi pak Wasim dan istrinya untuk tetap bertahan berjualan dilahan milik pemerintah ini. Karena itulah pak Wasim dan istrinya tidak mengurangi sedikitpun bumbu yang harus disediakan. Meskipun ketika harga bumbu bumbu dan bahan baku sedang meningkat.
Dari segi bagaimana pak Wasim mengoperasikan perusahaannya, pak Wasim berbagi tugas dengan pegawainya, pak Wasim tidak ingin pegawainya berkerja sendiri maka dari itu pak Wasim ikut berbagung, pak Wasim memiliki 4 orang pegawai, dan masing masing pegawai memiliki Job Description tetapi dalam hal prakteknya ke 4 pegawai boleh mengambil alih pekerjaan pegawai lainnya. Intinya saling bahu mebahu bekerja sama. Memang pak Wasim sadar cara ini masih menimbulkan masalah yaitu mengantrinya para pelanggan untuk mendapatkan makanan dengan resiko ada yang tidak membayar pada saat sudah selesai makan disana. menurut pak wasim cara ini untuk saat ini masih berjalan baik, pernah dulu pak wasim mengubah cara pengoprasian dalam berdagangnya menjadi seperti restoran pada umumnya, yang setiap pegawainya hanya terfokus pada satu tugas saja seperti pak wasim hanya memegang tugas sebagai kasir, istrinya sebagai pembuat sambal, dan itu malah berdampak semakin banyaknya  pelanggan yang Mengantri dan akhirnya banyak pelangggan yang komplain tidak suka menunggu dan ada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. mungkin karena kendalanya kekurangan pegawai.
Memang keputusan untuk terus tetap bertahan dalam pengoperasian seperti itu memiliki resiko, tapi bukankah setiap pengusaha memiliki resiko dalam ketidakpastiannya masing masing? Yang terpenting bagaimana pak Wasim tetap mempertahan usahanya dengan terus meningkatkan kualitas rasa dan keramahannya.

Analisis :  Menjadi seorang entrepeneur adalah suatu pilihan profesi yang berani mengambil resiko, berani mengambil tantangan, dan memiliki sikap yang konsisten dan pantang menyerah. Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh seorang entrepeneur bernama pak Wasim dengan perusahaan banyumasnya pak wasim mampu bertahan dari persaingan yang begitu kejam dalam hal berdagang, dia bisa berfikir kreatif dalam hal mencari tempat untuk berdagang, jika di lihat daerah cikutra pahlawan cukup ramai oleh pedagang kaki lima tapi pak wasim bisa mengambil peluang sekaligus bersaing dengan memberikan cirikhas dalam menu makanannya yaitu sambal krecok ( sambal sengsara ) dan berbagai jenis ikan, dia juga mampu mengoprasikan usahanya dengan hanya 4 orang pegawai hal itu sudah terbukti dengan setiap malam jika kalian pergi ke daerah cikutra kalian akan menemukan gerobak berwarna hijau dengan baligo bertuliskan “Banyumas” disitu kalian akan menemukan banyak orang yang sedang mengantri untuk mendapat giliran makan disana. Kami menyimpulkan bahwa pelanggan yang bertandang kesana semua karena keramah-tamahan  dan kualitas rasa yang di pertahankan oleh pak wasim. Dari segi penghasilan sebagai entrepenuer yang menyewa tempat bisa di katakan pak wasim entrepenuer yang sukses di level saingannya. Hai itu di buktikan dengan pendapatan per hari sebesar 3300000, jika di kalkulasikan dalam sabulan sebesar 99000000. Ditambah dengan cabang yang yang berada di ST TELKOM yang menganut sistem dilivery, bisa di bayangkan berapa omset per tahun pak wasim. Dalam wawancara yang kami lakukan kami mengajukan pertanyaan
jika suatu saat nanti pak wasim diberi sebuah pilihan ingin menjadi entrepenuer atau bos pak wasim akan memilih yang  mana ? “
 pak wasim berkata “ menjadi seorang entrepenuer adalah pilihan hidupnya dan kepuasannya”
berangkat dari sana kami mendapatkan suatu ilmu dari beliau, bahwa semua profesi di dunia ini jika tidak di jalani dengan tekun dan konsisten maka selamanya akan menjadi fatamorgana.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar