Hallo sahabat blogger
semuanya................
Sudah lama sekali
rasanya aku enggak nulis di blog. Blog ini berasa udah lumutan dan berdebu aja.
Maklum, sedang disibukan dengan tugas akhir yang—entahlah. Sebagai mahasiswi
yang tengah berkutat dengan buku-buku akuntansi serta revisi-revisi yang tiada
akhir di tambah dengan pekerjaan kantor dari hari Senin – Jumat yang sedikit
mengundang penat, jadi enggak ada salahnya kan kalau jalan-jalan sebentar? Menghirup
udara ‘bebas’ lalu mengisi paru – paruku dengan udara sejuk. Melihat-lihat
sesuatu yang baru?
Oke, mau berbagi
pengalaman mudah-mudahan bermanfaat dan harus menyenangkan. Kemarin hari Sabtu
tanggal 14 Mei 2016 aku mengunjungi sebuah tempat Observatorium Bosscha yang
beralamat di Lembang, Jawa Barat. Sekitar 15 KM di bagian Utara kota Bandung.
Sebenarnya dulu sejak
SMA kelas 1 aku dan teman-temanku pernah memimpikan pergi ke tempat ini. Dulu
juga pernah ke bosscha dengan bermodalkan nekad bawa uang cuma lima belas ribu
sama temen. Tapi sayang waktu itu tempatnya tutup. Hanya bisa photo di depan kubah putihnya saja.
Hiks. _.
Mungkin kalau ada pertanyaan, kenapa, sih aku ini ngebet banget pengen ke Bosscha?
Mungkin kalau ada pertanyaan, kenapa, sih aku ini ngebet banget pengen ke Bosscha?
Jawabannya adalah
....
Jreng-jreng
....
Jreng-jreng
Karena dulu lagi
zaman-zamannya film “Petualangan Sherina”
yang di bintangi oleh Sherina Munaf dan Derby Romeo. Ada adegan yang
berlatar di Bosscha Lembang. Di sana ada teropong bintang yang besar. jadi,
intinya kami penasaran. Wkwkwk :D
Sumber:Internet |
Well,
lain dulu lain sekarang, ya. Sekarang aku punya persiapan yang matang. Berangkat
dari Bandung sekitar jam 08.30 WIB sampai di Bosscha Lembang jam 09.45
WIB. Sesampainya di sana aku disambut
dengan udara sejuk karena di kanan dan kiri jalan yang kami lalui semuanya
adalah pohon. Memang ada sih perumahan warga, tapi tidak terlalu banyak.
Semakin kami naik, semakin yang kami lewati adalah hutan.
Menurut informasi
yang aku dapat dari sumber : http://bosscha.itb.ac.id/id/index.php/jadwal-kunjungan/
Hari Sabtu tidak ada sesi khusus dan hanya untuk kunjungan keluarga/perorangan
atau kelompok kecil <20 orang. Memang benar, setelah aku membeli tiket
masuk. Harga tiketnya Rp. 15.000 per orang. Enggak sia-sia, berada di tempat
yang dulu pengen banget kesana. Rasanya itu berasa mimpi. Hahaha. Lebay ya?
Enggak apa-apa impian sesepele apapun harus tetap dijemput, kalau enggak
dijemput akan selamanya ada di imajinasimu saja. dan itu sia-sia.
Kawasan Bosscha |
Akhirnya, sekitar jam
11:45 WIB pintu Bosscha di buka. Dan aku bersama pengunjung yang lainnya mulai
memasuki bangunan khas itu. Awalnya, aku kira tidak ada seorang Guide. Tapi
ternyata ada. Di dalam ruangan itu memang hanya ada satu teropong. Teropong
bintang yang besar. Baru kali ini deh aku liat bentuk fisik teropong sebesar
itu. selain di film-film kwkwk.
Guide mulai
menceritakan sejarah Bosscha Lembang dan cara kerja teropong bintang ini.
Kalian tahu. ternyata kalau kalian Selfi
di bangunan putih ini. sering orang-orang bilang “ After Selfi in Bosscha.” Padahal yang namanya Bosscha bukan hanya
bangunan putih ini saja. Melainkan Bosscha adalah kawasan seluar 8 Hektar. Jadi
kita tidak bisa berphoto di depan Bosscha, bagaimana caranya?
Bosscha seluas 8
hektar di dalamnya memiliki delapan buah teropong. Nah, bangunan ini yang sering dibilang
Bosscha namanya adalah bangunan kueppel (Bahasa
Belanda) yang artinya Kubah. Kueppel berada di dalam kompleks Bosscha. Di
dalam bangunan Kueppel terdapat teropong Zeiss (Bahasa Jerman). Teropong
yang paling besar yang memiliki berat 17 ton. Terpong Zeiss umurnya dihitung sejak
teropong ini diresmikan, tanggal 07 Juni 1928. Tahun ini sudah hampir 88 tahun
dan teropong ini masih digunakan. karena masih digunakan ada beberapa komponen
yang harus dilindungi karena sangat peka terhadap debu. Teropong ini dirancang
khusus untuk mengamati bintang saja. dan itupun Bintang ganda (Sirius)
yang saling mengintari satu sama lain. Syaratnya pun kalau mau lihat bintang,
harus malam hari, harus tidak ada awan yang menghalanginya. karena teropong ini
dibagian depannya memiliki lensa yang tidak boleh terkena hujan. tapi, selama
hampir 88 tahun lensanya belum pernah berjamur. karena yang melindungi lensa
dalam teropong Zeiss adalah bangunan Kueppel ini.
Taken by me |
Kueppel bukan |
Keberadaan teropong
Zeiss menjadi alasan kompleks ini bernama Bosscha. Karena teropong ini
merupakan sumbangan dari seorang pengusaha perkembunan teh yang bernama Karel Albert Rudolf Bosscha. Bapak
Bosscha di akhir masa hidupnya adalah salah satu ketua organisasi yang bernama
NISV. Ketua organisasi swasta yang beranggotakan orang-orang sukses di masa itu.
Mereka bergabung ingin membangun Bandung – Hindia –Belanda. Di kelola oleh NISV sampai Indonesia merdeka
dari konferensi meja bundar, Baru setelah itu di serah terimakan ke ITB Bandung
jurusan Astronomi. Statusnya di kelola
oleh ITB sampai sekarang. Jadi, kompleks Bosscha sekarang adalah sebuah
laboratorium di bawah ITB. Jadi pengelolaan, penggunaan sepenuhnya harus untuk
keperluan penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi yang sedang nyusun
skripsi, jurusannya astronomi silakan berkunjung ke sini, ya.
Selebihnya kebutuhan
untuk pengunjung yang ingin melihat Bosscha hanyalah sampingan saja.
Kalau pengen lihat
sejarah Bosscha lebih lengkap lagi. silakan search di wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Observatorium_Bosscha
Teropong Zeiss |
Setelah hampir
setengah jam mendengarkan penjelasan Guide tentang sejarah Bosscha dan cara
kerja teropong Zeiss. Kami di arahkan ke ruang multimedia. Di sana, ilmu yang
di dapat juga enggak kalah keren. Di ruang Multimedia kami di beri edukasi
tentang bagaimana jadinya jika tidak ada Matahari? Tentang ilmu-ilmu Astronomi
lainnya. Tentang nama-nama bintang. bulan, termasuk pluto yang sudah tidak
dikategorikan sebagai sebuah planet lagi. karena Pluto adalah planet kerdil
yang memiliki tiga satelit. Semuanya di tunjukan sedetail mungkin dengan gaya
bahasa yang ringan. Dan yang bikin aku
tersentuh adalah ketika si Guide menjelaskan bahwa sebenarnya kita bukanlah
pusat tata surya.
Ruang Mulitmedia |
Si Guide menjelaskan
bahwa selain bumi. Masih ada lagi planet dan bintang yang lebih besar. Bahkan
ada bintang yang lebih besar dari Matahari yang pernah ditemukan oleh para
ilmuan. Tapi, aku lupa lagi nama bintangnya apa karena aku lupa enggak
mencatatnya. Keasyikan mendengarkan penjelasan si Guide. Padahal endingnya si
Guide menawarkan simulasi yang tadi di jelaskannya untuk di copy ke plashdisk. Tapi sayang. aku enggak bawa plashdisk. Hiikkkks.
Pelajaran yang bisa
aku ambil dari kunjungan aku kesana adalah. Tadinya, mau melepas penat. Tapi,
dapet ilmu pengetahuan baru. Juga teguran dari Allah. Coba deh, yang selama ini
suka menyombong-nyombongkan hartanya. Mobilnya, kepintarannya, kita tidak ada
apa-apanya. Bahkan mungkin kita lebih kecil dari setitik debu sekalipun. Di
bumi yang seluas ini, masih ada planet dan bintang yang lebih besar lagi. kita
hanya berada di salah satu planet dari kumpulan planet. Dan kumpulan planet
yang kita ketahui berada di galaksi bimasakti yang terdapat bermilyar-milyar
bintang. Dan, kita semua tahu. di alam semesta ini galaksi bukan hanya
bimasakti saja.. So, yo’re not the center
of the universe.
Nah, mungkin segitu
aja yang bisa aku sampaikan. Kalau ada kata-kata yang salah dikoreksi aja
jangan sungkan-sungkan. Karena aku masih belajar. Semoga bermanfaat, ya :)
Kueppel |
Laba-laba yang nempel di rok saat berkunjung ke kawasan Bosscha, wkwk dikira aku sebentar lagi jadi spider woman |
Beberapa bangunan di kawasan Bosscha |
bangunan belakang kueppel |
wahh aku juga pengen ke bosscha gara2 film sherina penasaran tapi belum kesampaian hihi
BalasHapusHayu atuh teh ke boscha, jangan di nanti-nanti hihi :)
HapusJadi nyesel dulu nggak jadi ke sini juga, malah berkunjung ke kampus yang ada teropong bintangnya, maunya dua-duanya ya yang dikunjungi :)
BalasHapuswah ke ITB juga kereeen teeeeeeh :)
Hapuswuiiiih.. lokasinya instagram able tuh hahahha
BalasHapushahaha, Memang sekalian buat posting instagram *eh
Hapuspengin banget kesini kalo ke bandung :')
BalasHapushayu sini kak ke Bandung :)
BalasHapusHai, Tay. Jejak pertama. :)
BalasHapusSaya malah belum kesampaian mau ke Bosscha. :(
BalasHapusBtw, laba-labanya cantik, kirain bros. :)))
Aku jadi pengen nonton petualangan Sherina lagi:"}
BalasHapusTapi di bumilah tempat sesungguhnya min ^_^
BalasHapusSherina emang ngangkat tempat ini banget yah. nice post
BalasHapusBosha blom kesampaian. Klo ke Bandung pasti selalu tutup :(
BalasHapus