Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Minggu, 15 Mei 2016

Bosscha dan Impian Lama


Hallo sahabat blogger semuanya................
Sudah lama sekali rasanya aku enggak nulis di blog. Blog ini berasa udah lumutan dan berdebu aja. Maklum, sedang disibukan dengan tugas akhir yang—entahlah. Sebagai mahasiswi yang tengah berkutat dengan buku-buku akuntansi serta revisi-revisi yang tiada akhir di tambah dengan pekerjaan kantor dari hari Senin – Jumat yang sedikit mengundang penat, jadi enggak ada salahnya kan kalau jalan-jalan sebentar? Menghirup udara ‘bebas’ lalu mengisi paru – paruku dengan udara sejuk. Melihat-lihat sesuatu yang baru?
Oke, mau berbagi pengalaman mudah-mudahan bermanfaat dan harus menyenangkan. Kemarin hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 aku mengunjungi sebuah tempat Observatorium Bosscha yang beralamat di Lembang, Jawa Barat. Sekitar 15 KM di bagian Utara kota Bandung. 
Sebenarnya dulu sejak SMA kelas 1 aku dan teman-temanku pernah memimpikan pergi ke tempat ini. Dulu juga pernah ke bosscha dengan bermodalkan nekad bawa uang cuma lima belas ribu sama temen. Tapi sayang waktu itu tempatnya tutup. Hanya bisa photo di depan kubah putihnya saja. Hiks. _.



 Mungkin kalau ada pertanyaan, kenapa, sih aku ini ngebet banget pengen ke Bosscha? 
Jawabannya adalah
  ....  
Jreng-jreng
Karena dulu lagi zaman-zamannya film “Petualangan Sherina” yang di bintangi oleh Sherina Munaf dan Derby Romeo. Ada adegan yang berlatar di Bosscha Lembang. Di sana ada teropong bintang yang besar. jadi, intinya kami penasaran. Wkwkwk :D
Sumber:Internet
Well, lain dulu lain sekarang, ya. Sekarang aku punya persiapan yang matang. Berangkat dari Bandung sekitar jam 08.30 WIB sampai di Bosscha Lembang jam 09.45 WIB.  Sesampainya di sana aku disambut dengan udara sejuk karena di kanan dan kiri jalan yang kami lalui semuanya adalah pohon. Memang ada sih perumahan warga, tapi tidak terlalu banyak. Semakin kami naik, semakin yang kami lewati adalah hutan. 
Kawasan Bosscha
 Menurut informasi yang aku dapat dari sumber : http://bosscha.itb.ac.id/id/index.php/jadwal-kunjungan/ Hari Sabtu tidak ada sesi khusus dan hanya untuk kunjungan keluarga/perorangan atau kelompok kecil <20 orang. Memang benar, setelah aku membeli tiket masuk. Harga tiketnya Rp. 15.000 per orang. Enggak sia-sia, berada di tempat yang dulu pengen banget kesana. Rasanya itu berasa mimpi. Hahaha. Lebay ya? Enggak apa-apa impian sesepele apapun harus tetap dijemput, kalau enggak dijemput akan selamanya ada di imajinasimu saja. dan itu sia-sia.
Akhirnya, sekitar jam 11:45 WIB pintu Bosscha di buka. Dan aku bersama pengunjung yang lainnya mulai memasuki bangunan khas itu. Awalnya, aku kira tidak ada seorang Guide. Tapi ternyata ada. Di dalam ruangan itu memang hanya ada satu teropong. Teropong bintang yang besar. Baru kali ini deh aku liat bentuk fisik teropong sebesar itu. selain di film-film kwkwk. 
Taken by me
Guide mulai menceritakan sejarah Bosscha Lembang dan cara kerja teropong bintang ini. Kalian tahu. ternyata kalau kalian Selfi di bangunan putih ini. sering orang-orang bilang “ After Selfi in Bosscha.” Padahal yang namanya Bosscha bukan hanya bangunan putih ini saja. Melainkan Bosscha adalah kawasan seluar 8 Hektar. Jadi kita tidak bisa berphoto di depan Bosscha, bagaimana caranya? 
Kueppel bukan Bosscha
 Bosscha seluas 8 hektar di dalamnya memiliki delapan buah teropong.  Nah, bangunan ini yang sering dibilang Bosscha namanya adalah bangunan kueppel (Bahasa Belanda) yang artinya Kubah. Kueppel berada di dalam kompleks Bosscha. Di dalam bangunan Kueppel terdapat teropong Zeiss (Bahasa Jerman).  Teropong yang paling besar yang memiliki berat 17 ton. Terpong Zeiss umurnya dihitung sejak teropong ini diresmikan, tanggal 07 Juni 1928. Tahun ini sudah hampir 88 tahun dan teropong ini masih digunakan. karena masih digunakan ada beberapa komponen yang harus dilindungi karena sangat peka terhadap debu. Teropong ini dirancang khusus untuk mengamati bintang saja. dan itupun Bintang ganda (Sirius) yang saling mengintari satu sama lain. Syaratnya pun kalau mau lihat bintang, harus malam hari, harus tidak ada awan yang menghalanginya. karena teropong ini dibagian depannya memiliki lensa yang tidak boleh terkena hujan. tapi, selama hampir 88 tahun lensanya belum pernah berjamur. karena yang melindungi lensa dalam teropong Zeiss adalah bangunan Kueppel ini. 
 
Keberadaan teropong Zeiss menjadi alasan kompleks ini bernama Bosscha. Karena teropong ini merupakan sumbangan dari seorang pengusaha perkembunan teh yang bernama Karel Albert Rudolf Bosscha. Bapak Bosscha di akhir masa hidupnya adalah salah satu ketua organisasi yang bernama NISV. Ketua organisasi swasta yang beranggotakan orang-orang sukses di masa itu. Mereka bergabung ingin membangun Bandung – Hindia –Belanda.  Di kelola oleh NISV sampai Indonesia merdeka dari konferensi meja bundar, Baru setelah itu di serah terimakan ke ITB Bandung jurusan Astronomi. Statusnya di kelola oleh ITB sampai sekarang. Jadi, kompleks Bosscha sekarang adalah sebuah laboratorium di bawah ITB. Jadi pengelolaan, penggunaan sepenuhnya harus untuk keperluan penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi yang sedang nyusun skripsi, jurusannya astronomi silakan berkunjung ke sini, ya. 
Selebihnya kebutuhan untuk pengunjung yang ingin melihat Bosscha hanyalah sampingan saja. 
Teropong Zeiss
 Kalau pengen lihat sejarah Bosscha lebih lengkap lagi. silakan search di wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Observatorium_Bosscha
 
Setelah hampir setengah jam mendengarkan penjelasan Guide tentang sejarah Bosscha dan cara kerja teropong Zeiss. Kami di arahkan ke ruang multimedia. Di sana, ilmu yang di dapat juga enggak kalah keren. Di ruang Multimedia kami di beri edukasi tentang bagaimana jadinya jika tidak ada Matahari? Tentang ilmu-ilmu Astronomi lainnya. Tentang nama-nama bintang. bulan, termasuk pluto yang sudah tidak dikategorikan sebagai sebuah planet lagi. karena Pluto adalah planet kerdil yang memiliki tiga satelit. Semuanya di tunjukan sedetail mungkin dengan gaya bahasa yang ringan.  Dan yang bikin aku tersentuh adalah ketika si Guide menjelaskan bahwa sebenarnya kita bukanlah pusat tata surya.
 
Ruang Mulitmedia
Si Guide menjelaskan bahwa selain bumi. Masih ada lagi planet dan bintang yang lebih besar. Bahkan ada bintang yang lebih besar dari Matahari yang pernah ditemukan oleh para ilmuan. Tapi, aku lupa lagi nama bintangnya apa karena aku lupa enggak mencatatnya. Keasyikan mendengarkan penjelasan si Guide. Padahal endingnya si Guide menawarkan simulasi yang tadi di jelaskannya untuk di copy ke plashdisk. Tapi sayang. aku enggak bawa plashdisk. Hiikkkks.

Pelajaran yang bisa aku ambil dari kunjungan aku kesana adalah. Tadinya, mau melepas penat. Tapi, dapet ilmu pengetahuan baru. Juga teguran dari Allah. Coba deh, yang selama ini suka menyombong-nyombongkan hartanya. Mobilnya, kepintarannya, kita tidak ada apa-apanya. Bahkan mungkin kita lebih kecil dari setitik debu sekalipun. Di bumi yang seluas ini, masih ada planet dan bintang yang lebih besar lagi. kita hanya berada di salah satu planet dari kumpulan planet. Dan kumpulan planet yang kita ketahui berada di galaksi bimasakti yang terdapat bermilyar-milyar bintang. Dan, kita semua tahu. di alam semesta ini galaksi bukan hanya bimasakti saja.. So, yo’re not the center of the universe.

Nah, mungkin segitu aja yang bisa aku sampaikan. Kalau ada kata-kata yang salah dikoreksi aja jangan sungkan-sungkan. Karena aku masih belajar. Semoga bermanfaat, ya :)
Kueppel

Laba-laba yang nempel di rok saat berkunjung ke kawasan Bosscha, wkwk dikira aku sebentar lagi jadi spider woman
Beberapa bangunan di kawasan Bosscha
bangunan belakang kueppel



14 komentar :

  1. wahh aku juga pengen ke bosscha gara2 film sherina penasaran tapi belum kesampaian hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayu atuh teh ke boscha, jangan di nanti-nanti hihi :)

      Hapus
  2. Jadi nyesel dulu nggak jadi ke sini juga, malah berkunjung ke kampus yang ada teropong bintangnya, maunya dua-duanya ya yang dikunjungi :)

    BalasHapus
  3. wuiiiih.. lokasinya instagram able tuh hahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, Memang sekalian buat posting instagram *eh

      Hapus
  4. pengin banget kesini kalo ke bandung :')

    BalasHapus
  5. hayu sini kak ke Bandung :)

    BalasHapus
  6. Saya malah belum kesampaian mau ke Bosscha. :(
    Btw, laba-labanya cantik, kirain bros. :)))

    BalasHapus
  7. Aku jadi pengen nonton petualangan Sherina lagi:"}

    BalasHapus
  8. Tapi di bumilah tempat sesungguhnya min ^_^

    BalasHapus
  9. Sherina emang ngangkat tempat ini banget yah. nice post

    BalasHapus
  10. Bosha blom kesampaian. Klo ke Bandung pasti selalu tutup :(

    BalasHapus