Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Jumat, 06 Mei 2022

"REVIEW BUKU RICH DAD POOR DAD" (Hal yang aku sadari setelah baca buku ini)

 


Tulisan ini enggak akan kaku - kaku banget, atau bahkan mungkin ini bukanlah review buku pada umumnya yang dimana bisa menjelaskan detail tentang menariknya buku ini, pun kekurangannya. 

Aku mau mengakui bahwa aku bisa mencari uang tapi setelah aku sadari bahwa aku tidak (belum) bisa mengatur uang. Hehehehehehe. Sad banget ya! Setelah baca buku ini aku baru tersadar akan semua hal itu. Pantes saja, kolom aset tidak bertambah-tambah meskipun aku sudah bekerja keras. Dan kami satu frekuensi (suami istri) wkwkwk. 

Ternyata bisa mencari uang dan bisa mengelola uang sangatlah berbeda. 

Sejujurnya untuk menyelesaikan satu buku ini perlu waktu yang cukup lama karena ternyata setelah punya anak, hidupku tidak pernah sama lagi seperti saat masih gadis. Tapi dari sini aku benar - benar belajar bagaimana mengatur waktu dan mengenali apa sebenernya yang bisa bikin aku bahagia. 

Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang punya dua ayah, yaitu Ayah kaya dan Ayah miskin. Kedua Ayah tersebut berhasil dalam karir mereka, bekerja keras seumur hidup mereka. Keduanya memperoleh penghasilan besar. Namun yang satu selalu berjuang dalam hal keuangan. Yang satunya lagi tidak demikian. (Hal:1), Nampaknya, kedua Ayah anak tersebut memang sangat hebat, kuat, karismatik serta punya pengaruh yang besar. Keduanya memberikan nasihat, tapi nasihatnya tidaklah sama. Alias berbeda. 

Membayangkannya saja, betapa kaya pengalaman anak kecil tersebut dibesarkan dan didik oleh dua Ayah yang punya prinsip yang berbeda. Memiliki dua pilihan yang bisa memberikan sudut pandang baru akan kehidupannya. Yaitu sudut pandang orang kaya, dan sudut pandang orang miskin. 

Masuk ke bab 1 (satu) 

orang kaya tidak bekerja untuk uang. Di bab ini aku merasa relate dengan percakapan ketika si anak mulai mencari - cari jawaban bagaimana caranya menjadi kaya. Ia bekerja kepada Ayah kaya dan merasa frustasi ketika belajar sudah cukup lama tapi Ayah kaya tidak memberikan pelajaran apapun. 

Beginilah jawaban Ayah kaya. 

"Kalau kau menarik hikmah dari pelajaran kehidupan, kau akan baik-baik saja. Orang melakukan dua hal. Sebagian orang membiarkan hidup mempermainkan mereka. Yang lain marah dan membalas, namun mereka membalasnya kepada atasan, pekerjaan, atau pasangan mereka. Mereka tidak tahu bahwa hiduplah yang mempermainkan mereka."

Ayah kaya melanjutkan bahwa anak kecil tersebut adalah orang pertama yang memintanya mengajari bagaimana caranya menghasilkan uang, sementara selama karirnya. Karyawan - karyawannya tak seorang pun dari mereka bertanya apa yang Ayah kaya ketahui tentang uang. 

Ayah kaya menjelaskan secara berulang-ulang sudut pandang ini: bahwa orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka. 

Sementara di satu sisi, Ayah miskin mendorongnya untuk belajar keras, memperoleh nilai bagus agar bisa mendapat pekerjaan yang aman dan terjamin di perusahaan besar. Dan pastikan pekerjaan tersebut memberikan tunjangan bagus. 

Masuk ke bab 2 (dua)

Mengapa mengajarkan melek keuangan? 

Bukan seberapa banyak uang yang dihasilkan, tapi seberapa banyak uang yang disimpan. 

Kalau mengulas bab ini. Aku menyinggung sedikit tentang berita ini.



Buku ini, mengingatkan bahwa pada jangka panjang bukan berapa banyak yang mereka hasilkan. Yang penting adalah berapa banyak yang mereka simpan, dan untuk berapa generasi. 

Orang kaya membangun aset, orang miskin dan menengah membangun liabilitas, tapi mereka mengira itu aset. 

Di bab inilah aku merasa tercerahkan dan merasa "oh pantes". Aku ko mandek disitu - situ aja. Aturan pertama yang bisa kita mulai adalah tahu dan bisa membedakan mana itu liabilitas dan tahu mana itu aset. 

Seandainya dulu diajarin tentang bagaimana cara mengelola keuangan. Enggak usah muluk-muluk langsung ke keuangan perusahaan. Minimal keuangan pribadi dulu deh. Sekarang jadi merasa yakin bahwa mengapa yang kaya makin kaya, sementara yang miskin makin miskin. 


Buku ini aku menyebutnya sebagai harta karun, karena memang sebagai orang yang baru belajar tentang bagaimana "fungsi uang" Ini sungguh berarti sekali. Menyinggung tentang IQ keuangan tersusun dari pengetahuan tentang empat bidang keahlian yang luas, yaitu: 1). Akuntansi. 2). Investasi 3). Memahami Pasar 4). hukum. IQ keuangan sesungguhnya adalah sinergi dari banyak keterampilan dan bakat. Jika kamu bercita-cita menjadi kaya raya, kombinasi keterampilan - keterampilan itulah yang akan memperkuat kecerdasan keuangan kamu. Hal yang menarik yang akan kamu temukan di buku ini adalah ketika penulis memberikan pelajaran.  

"Bekerja untuk belajar, jangan bekerja untuk uang." Pekerjaan yang terjamin adalah segalanya bagi Ayah yang terdidik. Belajar adalah segalanya bagi Ayah kaya.

Hal itu dijelaskan dengan memberikan contoh "kasus" dan bagaimana saran penulis terkait saran bekerja untuk belajar. Karena ternyata ketika kita bekerja untuk belajar pada akhirnya uang akan mengikutinya. Sebenarnya ada satu hal yang benar-benar aku garis bawahi tentang kekuatan memberi. Ketika kita ingin mendapatkan sesuatu: termasuk uang. Kita juga harus siap memberi sesuatu. Karena pada akhirnya; selain uang. Rasa bahagia, persahabatan, cinta, kedamaian yang akan kita dapatkan. 

Penulis juga memberikan langkah-langkah kongkrit tentang bagaimana melawan rasa takut, kemalasan, sinisme, kebiasaan buruk, dan kesombongan. 

Sekian ulasan singkat buku ini,  menurutku buku ini wajib kamu baca karena membuka sekali pengetahuan tentang bukan hanya tentang bagaimana cara kita untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi, tetapi bagaimana cara kita menyikapi terhadap uang tersebut lebih dalam. bahkan, ketika kekuatan memberi disinggung dengan sangat jelas di buku ini. 

Dan kepada diriku sendiri, Aku mau berterimakasih yang sebesar-besarnya karena telah mau belajar walau kini sudah menjadi ibu, ternyata menjadi ibu bukanlah akhir dari segalanya. menjadi ibu hanyalah bagian peran yang bertambah, kewajiban yang bertambah tanpa harus kehilangan diri sendiri. Terimakasih untuk selalu berhasrat untuk terus belajar banyak hal.


Subang, 07/05/22

 

 

 

1 komentar :

  1. Wah review buku yang menarik, saya jadi ingin membacanya kak. Jika sempat mari mampir ke blog saya untuk sekedar bertegur sapa. terimakasih

    BalasHapus