Ntah sejak kapan jemariku
gemar merangkai kata kata aneh ini. ntah sejak kapan aku berani berimajinasi
tentang sosok
samar samar yang hadir tanpa permisi ke dalam mimpiku itu. mungkin
ini semua bermula ketika aku mulai menyendiri, iyaaa menyendiri menikmati
rintik rintik air yang jatuh ke bumi secara perlahan namun pasti, hujan.
****
Hujan...
aku mulai menyukaimu Maukah berteman denganku? aku janji,
Lengkungan tipis dibibirku takkan pernah pudar lagi, aku janji.
Lihatlah! betapa ajaibnya air mataku
yang aku sembunyikan bersamamu hujan. J Tak ada satu orang yang tahu tentang itu bukan? bahkan mentari
pun mampu aku bodohi. Dan kau
harus tahu, embun pagi yang katanya memberikan kesejukan tak mampu menyulap hatiku yang menganga
karena luka lama yang ntah harus
kuapakan.
aku
pernah mencinta namun dikhianati, aku pernah menunggu namun tak pasti, L dan bahkan aku pernah berjuang
namun diabaikan......
akhirnya
sampailah aku pada kesimpulan menyakitkan ini: “aku
tidak pernah beruntung mencintai seorang
lelaki.”
****
Lupakan
soal itu.!!!
Hujan...
Aku
ingin bertanya sesuatu.
Bisakah
kau jelaskan tentang kisah cinta?
Yang
didalamnya ada dua orang yang berjuang.
ceritakan
padaku tentang akhir yang bahagia. ceritakan
padaku tentang sosok setia itu hujan. Adakah sosok itu dalam dunia nyataku?
Yang menyayangiku, menghormatiku dan
menjagaku?
Hujan....
aku
ingin bercerita. Ini bukan tentang dia ataupun aku. Ini tentang
kita yang sama-sama menunggu. Tak ada yang pernah tahu
tentang takdir, semua orang suka pertemuan dan membeci perpisahan.
Hujan...
Kapan
sang waktu merelakan aku bertemu dengan sosok yang selama ini aku pinta saat
kau datang hujan.
Yang diam diam
menyelinap masuk ke dalam mimpiku. Aku ingin berada di titik itu.
Dititik dimana aku mengabaikan segalanya, dititik dimana aku bisa mengatakan
pada mentari, pada pelangi, pada burung, pada air,pada langit, pada bumi dan
pada dunia!
“pangeranku sudah
datang, dia membawa setangkai bunga mawar
merah untukku. Dia memelukku erat dan membiarkan
aku jatuh pada rasa yang dinamakan cinta. dan hujan adalah saksinya J”
sungguh
indah bukan?
Hujan...
aku
selalu bahagia tiap kali kau datang. Karena satu, Kau punya ketenangan, dan itu
sudah lebih dari cukup untuk aku bermimpi tentang hal hal indah.
tentang
dia yang
kuyakini ada, tentang dia yang kuyakini mencintaku, dan tentang kita yang sama-sama
menunggu waktu.
Hujan...
Tolong
sampaikan padanya.
Aku di
sini menunggunya. aku butuh teman untuk berjuang. Dan aku butuh dia untuk lengkapi kekuranganku.
Hujan...
Tolong
bisikan padanya. Cepatlah datang, puisi-puisi rinduku semakin usang. Aku butuh
pembaca yang setia. Dan aku butuh kau hujan untuk kembali menulis tentang dia
Tidak ada komentar :
Posting Komentar