Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 15 Mei 2014

Aku, Kamu dan Hujan


   Ntah sejak  kapan jemariku gemar merangkai kata kata aneh ini. ntah sejak kapan aku berani berimajinasi tentang sosok samar samar yang hadir tanpa permisi ke dalam mimpiku itu. mungkin ini semua bermula ketika aku mulai menyendiri, iyaaa menyendiri menikmati rintik rintik air yang jatuh ke bumi secara perlahan namun pasti, hujan.
****
Hujan...
aku mulai menyukaimu  Maukah berteman denganku? aku janji, Lengkungan tipis dibibirku takkan pernah pudar lagi, aku janji.
Lihatlah! betapa ajaibnya air mataku yang aku sembunyikan bersamamu hujan. J Tak ada satu orang  yang tahu tentang itu bukan? bahkan mentari pun mampu aku bodohi.  Dan kau harus tahu, embun pagi yang katanya memberikan kesejukan tak mampu menyulap hatiku yang menganga karena luka lama yang  ntah harus kuapakan.
aku pernah mencinta namun dikhianati,  aku pernah menunggu namun tak pasti, L dan bahkan aku pernah berjuang namun diabaikan......
akhirnya sampailah aku pada kesimpulan menyakitkan ini: “aku tidak  pernah beruntung mencintai seorang lelaki.”
****

Lupakan soal  itu.!!!
Hujan...
Aku ingin bertanya sesuatu.
Bisakah kau jelaskan tentang kisah cinta?  Yang didalamnya ada dua orang yang berjuang.
ceritakan padaku tentang  akhir yang bahagia. ceritakan padaku tentang sosok setia itu hujan. Adakah sosok itu dalam dunia nyataku? Yang  menyayangiku, menghormatiku dan menjagaku?
Hujan....
aku ingin bercerita. Ini bukan tentang dia ataupun aku. Ini tentang  kita yang sama-sama menunggu. Tak ada yang pernah tahu tentang takdir, semua  orang  suka pertemuan dan membeci perpisahan.
Hujan...
Kapan sang waktu merelakan aku bertemu dengan sosok yang selama ini aku pinta saat kau datang hujan. Yang diam diam menyelinap masuk ke dalam mimpiku. Aku ingin berada di titik itu. Dititik dimana aku mengabaikan segalanya, dititik dimana aku bisa mengatakan pada mentari, pada pelangi, pada burung, pada air,pada langit, pada bumi dan pada dunia!
“pangeranku sudah datang, dia membawa setangkai bunga mawar merah untukku. Dia memelukku erat dan membiarkan aku jatuh pada rasa yang dinamakan cinta. dan hujan adalah saksinya J
sungguh indah bukan?
Hujan...
aku selalu bahagia tiap kali kau datang. Karena satu, Kau punya ketenangan, dan itu sudah lebih dari cukup untuk aku bermimpi tentang hal hal indah.
tentang dia yang kuyakini ada, tentang dia yang kuyakini mencintaku, dan tentang kita yang sama-sama menunggu waktu.
Hujan...
Tolong sampaikan padanya.
Aku di sini menunggunya. aku butuh teman untuk berjuang. Dan aku butuh dia untuk lengkapi kekuranganku.
Hujan...


Tolong bisikan padanya. Cepatlah datang, puisi-puisi rinduku semakin usang. Aku butuh pembaca yang setia. Dan aku butuh kau hujan untuk kembali menulis tentang dia 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar