Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 09 Juli 2020

Ketika Memutuskan Membeli Sepeda untuk Anak

Assalamualaikum, teman-teman pembaca blogku! Dalam postingan kali ini aku mau sedikit berbagi pengalamanku saat memutuskan membeli sepeda. Barangkali, ada ibu ibu yang sepertiku, kalau beli sesuatu kudu lama banget mikirnya -_- Takut menyesal ujungnya gitu setelah beli.




Pada waktu itu, ketika Ara kepengen beli sepeda tidak serta merta aku kabulkan sih, waktunya kurang lebih 3 bulanan dia minta sepeda tapi mintanya nggak intens. Yauda diantepin aja sambil dikasih pengertian bahwa belum waktunya beli. 
Aku suruh berdoa, minta dulu sama Allah, lalu doain Ayah agar banyak rezekinya biar bisa beliin Ara sepeda. Sebenarnya dari jauh-jauh hari kurang lebih setahun aku udah ngumpulin uang sih buat beli sepeda haha. Persiapannya emang super lama karena uang tabungan itu tujuannya buat dua hal; beli sepeda dan modal tambahan usaha. Waktu itu aku ikut tabungan di TK deket rumah bareng Ibu-Ibu lain. Rencana awal memang setelah usia dua tahun, baru kita kasih sepeda.
 
Sebulan kemaren dia udah makin sering minta sepeda akhirnya kita memutuskan untuk mencari sepeda yang cocok untuk dia.  jujur sih awalnya kita (aku dan  suami) berbeda pendapat. Suami kepengen yang roda dua aja biar sekalian gak beli beli lagi. Tapi, aku mau balance bike. Suami tanya alasanku, Alasanku kayanya "cukup" kuat sehingga suami nge acc sekaligus mendukung uyyy!  Intinya aku nggak mau cape-cape dua kali ngajarin Ara sepeda hahaa.
Memang, ya kalau cape itu dekat sekali dengan marah-marah.  Mengingat aku juga masih harus menyelesaikan kuliah. Jadi yah gituuuuuuu pokoknya.


Teruus ditengah-tengah lagi proses nyari itu sepeda, aku menemukan satu ide bahwa kenapa aku nggak suruh Ara nabung aja duluuuuu buat beli sepedanya? Wkwk. Haduh emang telat ya itu idenya. Tapi yauda, aku tetep pakeee. Aku beli celengan harus kartun favoritenya yaitu doraemon. Biar apa? Biar dia semangat masuk-masukin uang ke celenganna haha. Uangnya dapet dari mana? Dari Ara bantuin Ibu ngasih uang kembalian ke customer saat ibu sedang transaksi. Ya intinya bantuin dagang lah. Bagiku itu aja sudah cukup untuk anak sekecil dia. Sedikit-sedikit ngajarin konsep berdagang. Dan berharap anaknya jadi rajin menabung 🤣🤣🤣

Moment ketika dapet celengan baru Doraemon


Lanjut lagi yaaa ~

Sebenarnya, banyak banget di google kalau search kelebihan dan kekurangan balance bike dengan sepeda roda dua. Menurutku mau pushbike/balancebike atau sepeda roda tiga keduanya sama sama memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal sesuaikan aja sama kebutuhan kita. Apa yang kita yakini, bisa jadi dasar buat memutuskan sesuatu. 

Balance bike / pushbike / kick bike ini adalah sepeda tanpa pedal untuk melatih keseimbangan.  Balance bike ini bisa dimulai atau dipake saat anak berusia 18 bulan sampai 5 Bahkan, saat aku nyari-nyari informasi soal sepeda tanpa pedal ini ternyata di kota-kota besar sudah ada komunitasnya. Terus ada perlombaannya juga! Waah keren, yaaaa :)  pengen banget ikut komunitasnya biar banyak teman haha. Sayang disini nggak ada, soalnya aku tinggal di daerah, kan. Bahkan buat yang jual/sewanya aja nggak ada. Akhirnya aku beli online kemaren. 

Kalau di beberapa kota, sepedanya bisa disewa. Jadi bisa untuk percobaan dulu apakah anaknya suka atau tidak. Kemaren, aku cuma bermodalkan cerita dan kasih lihat beberapa video anak yang lagi pake sepeda itu, gimana cara mainnya. Lalu anaknya bilang "Mau bu, yang warna pink." 
Okeee baiiiik-___-
Oia, sepedanya ringan lho. Ada yang 2,9kg-6kg. Disesuaikan sama usia anak juga itu penting. Karena ringan, saat Ara lagi sepedahan terus misal dia udah cape lalu minta gendong, aku bisa gendong dia sambil tangan satunya bawa sepedanya. (memang kalau urusan anak tiba-tiba suka rada strong yaaaa muehehehe)

Masih berkutat pencarian merek. Sebenarnya aku nggak begitu memperdulikan merek sih yang penting masuk budgetku aja udah cukup. Ini memang rada-rada sensitif, karena mahal murah itu relatif. Mungkin menurutmu murah, belum tentu menurut orang lain murah. Begitupun sebaliknya. ya intinya sesuaikan sama budget diawal. Tapi sambil banding-bandingan gimana kualitasnya. Kalau kemaren aku perjuangan banget nyari warna pink karena pas nyari ke beberapa lapak selalu habis 😂 atau akunya saja yang kurang beruntung. 

Kemaren aku beli disini. Ini toko onlinenya.  nama instagramnya @balancebikeanak

@balancebikeanak


Kebetulan kemaren lagi diskon. Barangkali buat jadi referensi nih. Sellernya ramah. Aku beberapa kali bertanya dengan senang hati dijawabnya. Terus sekaligus menjual perlengkapan sepedanya juga. Kaya helm, pelindung lutut dan standarnya. Seperti biasa aku nyarinya yang deket ke daerahku. (Memperhatikan biaya ongkir wkwkwkwkwk) ya kalau costnya bisa ditekan, kenapa enggak? Hehe.

Pas dateng, sebahagia ituuuuu sampe sekarang pun selalu semangat mau sepedahan terus. Awal-awal dia masih rada bingung gimana cara pakenya, karena nggak ada pedalnya. Lihat yang punya teman-temannya ada pedalnya semua. Terus aku beberapa kali tunjukin lagi video cara pakainya. Kebetulan dulu pernah beli vespa-vespaan kaya gini. Ini cara mainnya juga sama didorong pake kakiiii. Jadi dia menyesuaikannya cepat. Udah tahu cara ngeremnya gimana. Duh anakku tumbuh cepat sekali ternyata, tidak terasa😂
Ara dan vespa kesayangannya


Berikut aku rangkum manfaat sepeda tanpa pedal dari beberapa sumber:

✓ Melatih motorik anak
✓ Melatih rasa percaya diri
✓ Melatih keseimbangan
✓  Membangun kekuatan dan koordinasi
✓ Aktivitas fisik yang menyenangkan
✓ Ringan
✓ Bisa dimulai sejak dini
✓ Melatih Fokus

PRku cuma satu, yaitu mengalahkan rasa khawatir karena anaknya takut tidak percaya diri. Kenapa? Karena kita tinggal dilingkungan yang mana berbeda sedikit aja dikomentari dan dihujani banyak pertanyaan wkwkwk. Seperti kemaren, ih sepedanya ko gitu? Kenapa nggak ada pedalnya? Ko pake kaki. Gak pedel -_- daaan sampe sekarang pun  masih ada yang bertanya begitu. Kalau aku pribadi nggak begitu peduli sama pertanyaan-pertanyaan mereka. Dijawab seperlunya atau kadang jurusnya cuma senyum aja udah kelar hahaha. Gimana atuh, hal-hal semacam itukan diluar kendaliku. 

Aku fokus ke anakku aja, cukup 💜
Semoga aku bisa terus mendampinginya berproses dan bertumbuh.

Ara dan teman-temannya (iya, dia memang anak bawang)

Sekian postingan blog kali ini, mudah-mudahan tulisannya ada yang bisa diambil baiknya, ya yang sebenernya kebanyakan curhatnya doang ehehehehe :)

Salam,

@tyataya


Tidak ada komentar :

Posting Komentar