Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 24 Januari 2017

Hi Cirebon


"Berkelana tidak hanya telah membawaku ke tempat-tempat yang spektaluker sehingga aku terpaku, tak pula hanya memberiku tantangan ganas yang menghadapkanku pada keputusan hitam putih, sehingga aku memahami manusia seperti apa aku ini. Pengembaraan ternyata memiliki paru-parunya sendiri, yang dipompa oleh kemampuan menghitung setiap risiko. Berpikir tiga langkah ke depan sebelum langkah pertama diambil, integritas yang tak dapat ditawar-tawar dalam keadaan apa pun, toleransi, dan daya tahan."

(Petikan dari novel Endensor hal. 230)

Sebuah permulaan dari tulisan yang cukup manis. Kemarin, tepatnya tanggal 21 Januari 2017 Akhirnya aku bisa merasakan jalan-jalan yang jauh lagi. Yeayy...

Kali ini teman ngebolangku adalah si Cica Lestari yang lebih famous di panggil Obam. Dua tahun yang lalu aku juga pernah ngebolang sama si Obam ke Jakarta dan itu menghasilkan pengalaman yang luar biasa. Ada serunya, ada lucunya, ada perjuangannya dan kebanyakan menderitanya HAHA~ kenapa? Karena aku dan Obam memang selalu sepakat untuk mencatat budget yang paling minimum. Plan A or Plan B (keduanya selalu sama) menghasilkan dua kombinasi yang bisa dikatakan bahwa; saat pulang kita harus bawa oleh-oleh, pergi ke berbagai tempat, makan makanan khas kota yang kita tuju. 

Nah, kemaren saat sedang berdiskusi atau lebih tepatnya bergosip  (hanya kaum perempuan yang memahami perkara ini) Aku sudah bookmart bahwa kota yang akan aku kunjungi kali ini adalah Cirebon. Kota yang terkenal dengan kesenian Topengnya.


Setelah mengatur schedule, menyelesaikan tugas kuliah, membereskan packingan customers, dan yang paling penting meminta ijin kepada orang tua. Ini hal wajib menurutku, karena sejak kecil aku dibiasakan untuk seperti itu. Katanya biar terbiasa nanti kalau punya suami harus minta izin dulu.

Aku berangkat dari kota Bandung sekitar pukul tujuh pagi menggunakan bus di terminal Cicaheum dan baru sampai sekitar setengah dua. Masya Allah! Pantesan, si Abe—guide kami selama di kota Cirebon—yang juga teman kosan, jarang sekali pulang ke rumahnya di Cirebon karena memang jaaaaauh. 

Aku dan Obam punya kebiasaan yang aneh. Kami melongo dan terpesona melihat pasangan suami istri yang sudah berumur di bus yang kami tumpangi. Sang suami begitu sigap, siaga dan perhatian kepada sang istri. Bahkan, sang suami menyuapi sang istri yang sepertinya kelelahan, saat tidur pun sang suami menyeka keringat dikening sang istri.
Aku sama Obam saling bertatap. Miris melihat keadaan kami berdua. *buru-buru membuka AC biar enggak keringetan. Karena enggak ada yang mau ngelapin keringat kami berdua. Wkwk*

Kebetulan aku enggak banyak tertidur di bus. Jadi, aku bisa memperhatikan jalanan sekitar. Pemandangan di cadas pangeran bikin aku melongo sekaligus mual-mual karena jalannya yang berkelok-kelok. Ada lagi, fenomena yang menggemparkan dunia tahun 2016 silam. Om Telotet Om yang bahkan jadi TTWW di twitter. Ternyata masih kentara ya. Sepanjang jalan anak-anak yang baru pulang sekolah berseru-seru “Om Telolet Om. Om Telolet Om.......” Untunglah bus yang aku tumpangi memang spesial untuk itu. Jadi, tidak mengecewakan si anak-anak. 

Sesampainya di Cirebon. Aku dijemput guide—si Abe. Kami naik angkot menuju rumahnya si Abe. Dan ternyata, semua angkot di sana warnanya sama. Warna biru telur asin. Mau jauh, mau dekat perjalanan menggunakan angkot. Tetap saja bayarnya sekitar Rp. 4.000 – 5.000.

Sampai di rumah si Abe disambut oleh kedua orang tuanya yang Masya Allah ramaaaaaaaaah banget. Pokoknya enggak ada duanya deh ramahnya. Sampe-sampe aku dan Obam dimasakin kepiting yang gede-gede. Siapa yang mau menolak? Hehehe. Terlebih makan kepiting ini adalah salah satu tujuan resmi nya si Obam. Katanya sudah setengah tahun ia bermimpi makan kepiting dan akhirnya sekarang terealisasi. Kalau makan di restoran satu kepiting harganya bisa Rp. 100.000 nah, di rumahnya Abe. Rp. 40.000 bisa dapat enam kepiting dan itu gratis. Mantap ih. Aku paling demen sama soto jawa yang dibuat Ibunya si Abe. Soto dengan kuah ceker, nasi merah, ayam suwir, sambel ijo, kerupuk. Masya Allah. Nikmat deh asli. Bahkan sampe sekarang masih keingetan rasa kuahnya. Aku sampe dua kali nambah. HAHA.

Esok harinya pagi-pagi sekali. Aku, Abe, dan Obam sudah siap-siap untuk berkunjung ke tempat-tempat yang sudah dicatat sebelumnya. Pake apa? Tentu saja. Pake ancot, jalan kaki, dan pake beca, semuanya sudah diatur sedemikan rupa supaya suasana ngebolang pun benar-benar khusuk. 

Oke, ini tempat-tempat yang aku kunjungi dalam satu hari.  
  
  • Gua Sunyaragi Cirebon

Menurut informasi yang aku dapat dari guide asli dari sana. Sebenernya aku mendengarkan saja sih. Karena kalau menyewa guide pasti bayar lagi dan itu tidak ada di budget kita.
Gua Sunyaragi berlokasi di kelurahan Sunyaragi—Kesambi. Gua Sunyaragi mirip seperti candi berumpak-umpak dibentuk dari batu. Obam paling excited  ke Gua ini karena memang dia menyukai sejarah atau yang usang-usang. Konon, didirikannya Gua tersebut sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan  Cirebon. Nama Sunyaragi sendiri berasal dari dua kata. “Sunya” yang artinya sepi dan “Ragi” yang artinya raga.
Gua ini dibentuk berdasarkan ruang-ruang. Bahkan, aku tidak berhasil mengelilingi semua ruangannya karena berlika-liku dan licin. Jadi, aku hanya berpoto dibeberapa tempat saja. selebihnya aku memilih menikmati setiap jengkal Gua Sunyaragi. 

Maaf ya, ini si Obam pengen dipoto katanya.




Inget gak, ini tuh kaya di teletubis.
 
HAHAHAHA. ini gaya apa sih?





Oh, ya. Aku menyarankan kalau ingin pergi kesini pagi-pagi saja. sekitar pukul delapan pagi saat Gua ini dibuka, karena jika hari semakin siang banyak sekali yang berkunjung ke tempat ini. Harga tiget masuknya terbilang cukup ramah dikantong. Cukup mengeluarkan uang Rp. 10.000 kalian sudah bisa menikmati wisata satu ini.

  •  Keraton Kasepuhan


Menurut Abe, ada beberapa keraton di kota Cirebon. Tetapi yang paling megah dan terkenal adalah Keraton Kasepuhan plus Keraton Kesepuhan lokasinya cukup dekat dengan Gua Sunyaragi. Jadi, kami tinggal jalan kaki saja kesana, melewati pasar Jagasatru
Setelah sampai di sana banyak sekali turis lokal maupun non lokal yang datang berkunjung. Aku tidak terlalu excited karena menyimpan tenaga untuk pergi ke salah satu tempat yang aku idam-idamkan setelah ini.
Di depan Keraton Kasepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan
Aku beristirahat sejenak sambil mendengarkan guide yang disewa oleh rombongan wisatawan. Kalau disimak sejarahnya memang cukup panjang. yang paling aku ingat bahwa nanti bulan September 2017 mendatang, akan ada upcara (aku lupa nama upacaranya) pokoknya, seluruh raja dari Nusantara akan berkumpul di Keraton Kasepuhan ini. jadi penasaran ya? seperti apa upacaranya.  


  • Masjid Merah Panjunan Cirebon
Karena letaknya cukup dekat dengan lokasi Keraton Kasepuhan. Akhirnya aku berkunjung ke Masjid ini sekaligus untuk melaksanakan sholat dzuhur di sini. Masjid yang terkenal berumur sangat tua yang didirikan pada 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid ini dikenal dengan Masjid Merah karena tersusun dari batu bata berwarna merah yang merupakan hasil akulturasi yang cukup memikat, hal ini terlihat dari pintu gapura yang memperlihatkan pengaruh Hindu dari zaman Majapahit.

  • Cirebon Waterland Ade Irma Suryani
Naaaaah. Ini tempat yang aku tunggu-tunggu. Bukan karena tempatnya yang lagi hits itu. Tapi karena kata Abe tempat ini dekat pantai teluk Cirebon. Wkwkwk. Enggak ada niat untuk renang disini, aku hanya mau menikmati suasana pantai, ombak, dermaga, perahu, dan nyiur angin. Rasanya selalu akan ada kalimat-kalimat yang bisa aku rangkai kembali, mengingat aku terakhir kali ke pantai kelas 5 SD. Jadi, wajar aku diserang rindu yang tiada tara. Aish.
Harga tiket masuk Rp. 30.000 karena aku niatnya enggak berenang. Kalau berenang bayarnya beda lagi. Banyak sekali wahana yang disediakan di tempat ini cocok untuk liburan keluarga atau bagi pasangan muda yang baru menikah, ingin  merencanakan honeymoon bolehlah tempat ini menjadi salah satu pilihan yang tidak boleh terlewatkan. Sea View Cottage nya luar biasa! Kalian bakal makin lengket dan romantis.

Angin geber-geber



Sea View Cottage (Sayang air lautnya sedang surut)


Restaurant berbentuk perahu. (jadi mengingatkan film titanic ya)

Kita yang kuuuuucel.



Aku mengunjungi ke empat tempat tersebut dalam satu hari. Karena hari seninnya aku harus kembali ke Bandung untuk melaksanakan rutinitas yang sudah ditandatangani diatas materai.
Oiaaaaa. Jalan-jalan kali ini aku disponsori oleh hijab terbaru yang bakal launching sebentar lagi di @Gluckfashion_ (Cek instagramnya ya)

Pashmina Stripe Instan (Bagian Depan)

Pashmina Stripe Instan (Bagian Belakang)


Teteh-teteh, mbak-mbak, neng-neng jangan lupa wajib kudu ikut order ya. Ada ukurannya dari mulai size S-L. Nama hijabnya pashima stripe instan. Ah pokoknya enakeunlah cocok dipake acara formal dan informal.
Oh ya. Kalau ada rekomendasi tempat-tempat keren lainnya boleh email aku ya! Atau comment disini. Hehehe.

Salam
@tyataya

1 komentar :

  1. Seumur-umur ke Cirebon tuh cuma numpang lewat kalau mau mudik ke Pekalongan atau Kebumen, ternyata disana banyak tempat bagus yaah.. dari ceritanya Tya paling suka kayaknya Gua Sunyaragi dan Keraton Kasepuhan. Ah, semoga bisa kesana suatu saat :D

    BalasHapus