Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 13 Juni 2015

Beginikah kekuatan sebuah novel?


Sebelum aku bercerita, aku ingin mengucapka terimakasih pada dua orang lelaki yang aku kagumi.
Pak Cik Andrea yang telah melahirkan karya-karya luar biasa, yang telah mempengaruhi kehidupanku, terimakasih Pak Cik, karyamu begitu membakar semangatku untuk menjadi seorang penulis. 

Lalu, aku ucapkan terimakasih untuk partner instrangeness—kekasihku. Yang telah merawatku selama aku sakit. Terimakasih karena telah sabar pada sifat-sifat manjaku.

Kejadiannya Tiga Minggu yang lalu

Siang itu hari Senin. mata kuliah terakhir Manajemen Syariah, aku masih ingat betul tubuhku mulai tidak karuan, keringat dingin mulai melanda. Tubuhku berada tepat di bawah guyuran AC. Aku sudah tidak konsentrasi lagi menyerap materi yang dosen sampaikan apalagi kemampuan bahasa Inggris ku yang payah sekali sehingga membuat aku harus ekstra untuk menyerap semua materi yang diberikan dosen. Karena memang semester 4 sudah fullenglish.

Singkat cerita, tengah malam penyakitku kambuh. Aku menggigil, tapi suhu tubuhku panas. Kepalaku berat dan badanku benar-benar lemas. Apa yang harus aku lakukan? Mengetuk pintu teman-teman sesama konstan? Mereka juga punya kesibukan dan kelelahan masing-masing. Akhirnya aku memeluk sendiri rasa sakit yang membuat waktu seolah lambat sekali berjalan. 

Jarum suntik, obat-obatan, aroma rumah sakit sudah benar-benar terbayang jelas malam itu di kepalaku. Rasanya aku ingin pulang saja mengadu pada Ayah bahwa jauh darinya terasa berat. Aku takut kejadian dulu terulang lagi, di mana selama hampir sepekan aku di rawat di RS.  Apalagi esok hari yang masih sangat penting, aku tahu badanku punya hak untuk beristirahat tapi besok aku harus masuk kuliah. Dan itu semua tidak bisa di tawar-tawar hanya karena badanku yang drop. Hari Selasa, Rabu, Kamis adalah jadwal kuliah terakhir yang harus aku ikuti dan semuanya adalah penting. Sebentar lagi. tidak akan terasa. Pikirku.
Hari selasa ada—Kuiz HRM. Rabu paginya, mana mungkin aku tega meninggalkan kelompok presentasiku sendiri. Siangnya aku juga tidak bisa meninggalkan mata kuliah TaxAccounting karena ada ulasan soal-soal untuk UAS nanti.  

Dan untuk hari Kamis, mata kuliah entrepeneurship dosennya bilang, kalau tidak hadir di mata kuliahnya. Tidak akan punya nilai kelompok. Itu semua sudah cukup untuk aku tidak mengabaikan hari Kamis. Mengingat nilai UTS ku yang serba minim. Aku harus kuat sampai pada hari Kamis, setidaknya sampai siang.

Kalau kalian berpikir aku harus kuat, aku sebenarnya tidak punya kekuatan. Hanya saja aku menguat-nguatkan diri. Karena kenyataannya aku benar-benar menderita sekali. Bagaimana rasanya kamu harus duduk di kelas, memperhatikan dosen dengan suhu badan yang tidak normal, kepala seperti di jejali batu-batu besar, dan badan yang tidak memiliki kekuatan untuk menopang apapun. Disertai dengan tulang-tulang yang remuk. Linu. Kaku. Dan itu berlangsung selama tiga hari. Keterlaluan! Keterlaluan sekali! 

Teman, Allah selalu memberikan kejutan indah setelah air mata yang kau keluarkan, bukan?

Dari pertahananku selama sakit tiga hari dengan pemaksaan terus kuliah tanpa jeda, Akhirnya. Tiba-tiba, temanku. Hani namanya— mengirim kabar bahwa novel pesananku sudah datang! (aku titip ke dia karena aku tidak tahu alamat konstan yang sekarang) 

Novel pesananku, Ayah—Karya AndreaHirata. Novel yang telah aku nanti sekian lama telah datang, aku memburunya sejak pertama kali ada PO dan mendapat bonus tanda tangan Pak Cik Andrea. O. Dear. Betapa itu semua menjadi obat paling ampuh dari sekedar obat-obatan yang aku beli di warung. Kebahagiaan adalah obat paling mujarab dalam menyembuhkan sebuah penyakit. Sederhana saja.
Beginikah kekuatan sebuah novel? 

Akhirnya setelah tiga hari bersama novel yang sudah berada dalam genggaman bersiap untukku lahap :D
 kesehatanku berangsur pulih. Entahlah. Aneh memang, tapi kenyataannya aku punya semangat sembuh dari sebuah novel. 


Saat paketnya tiba


tanda tangan Pak Cik

Ayah-Andrea Hirata




 Dan setelah beberapa hari, aku pergi ke Gramedia. Aku melihat Novel Pak Cik sudah tersusun rapih...................




4 komentar :

  1. Pengen beli buku itu tapi belum kesampaian kaka :( #Curcol #MendadakBaper

    BalasHapus
  2. Udah lama nggak ngikutin perkembangan bukunya andrea hirata, tapi edensornya bagussssss. Aku suka banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah kenapaaa mita? iyaa emang baguus dan menginspirasi banget yah hehe

      Hapus