Sebelum aku bercerita, aku ingin mengucapka terimakasih pada dua orang lelaki yang aku kagumi.
Pak
Cik Andrea yang telah melahirkan karya-karya luar biasa, yang telah
mempengaruhi kehidupanku, terimakasih Pak Cik, karyamu begitu membakar
semangatku untuk menjadi seorang penulis.
Lalu,
aku ucapkan terimakasih untuk partner instrangeness—kekasihku. Yang telah
merawatku selama aku sakit. Terimakasih karena telah sabar pada sifat-sifat
manjaku.
Kejadiannya Tiga Minggu yang lalu
Siang
itu hari Senin. mata kuliah terakhir Manajemen Syariah, aku masih ingat betul
tubuhku mulai tidak karuan, keringat dingin mulai melanda. Tubuhku berada tepat
di bawah guyuran AC. Aku sudah tidak konsentrasi lagi menyerap materi yang
dosen sampaikan apalagi kemampuan bahasa Inggris ku yang payah sekali sehingga
membuat aku harus ekstra untuk menyerap semua materi yang diberikan dosen.
Karena memang semester 4 sudah fullenglish.
Singkat
cerita, tengah malam penyakitku kambuh. Aku menggigil, tapi suhu tubuhku panas.
Kepalaku berat dan badanku benar-benar lemas. Apa yang harus aku lakukan?
Mengetuk pintu teman-teman sesama konstan? Mereka juga punya kesibukan dan
kelelahan masing-masing. Akhirnya aku memeluk sendiri rasa sakit yang membuat
waktu seolah lambat sekali berjalan.
Jarum
suntik, obat-obatan, aroma rumah sakit sudah benar-benar terbayang jelas malam
itu di kepalaku. Rasanya aku ingin pulang saja mengadu pada Ayah bahwa jauh
darinya terasa berat. Aku takut kejadian dulu terulang lagi, di mana selama
hampir sepekan aku di rawat di RS.
Apalagi esok hari yang masih sangat penting, aku tahu badanku punya hak
untuk beristirahat tapi besok aku harus masuk kuliah. Dan itu semua tidak bisa
di tawar-tawar hanya karena badanku yang drop.
Hari Selasa, Rabu, Kamis adalah jadwal kuliah terakhir yang harus aku ikuti dan
semuanya adalah penting. Sebentar lagi. tidak akan terasa. Pikirku.
Hari
selasa ada—Kuiz HRM. Rabu paginya, mana mungkin aku tega meninggalkan kelompok
presentasiku sendiri. Siangnya aku juga tidak bisa meninggalkan mata kuliah TaxAccounting karena ada ulasan
soal-soal untuk UAS nanti.
Dan
untuk hari Kamis, mata kuliah entrepeneurship dosennya
bilang, kalau tidak hadir di mata kuliahnya. Tidak akan punya nilai kelompok.
Itu semua sudah cukup untuk aku tidak mengabaikan hari Kamis. Mengingat nilai
UTS ku yang serba minim. Aku harus kuat sampai pada hari Kamis, setidaknya
sampai siang.
Kalau
kalian berpikir aku harus kuat, aku sebenarnya tidak punya kekuatan. Hanya saja
aku menguat-nguatkan diri. Karena kenyataannya aku benar-benar menderita
sekali. Bagaimana rasanya kamu harus duduk di kelas, memperhatikan dosen dengan
suhu badan yang tidak normal, kepala seperti di jejali batu-batu besar, dan
badan yang tidak memiliki kekuatan untuk menopang apapun. Disertai dengan
tulang-tulang yang remuk. Linu. Kaku. Dan itu berlangsung selama tiga hari.
Keterlaluan! Keterlaluan sekali!
Teman,
Allah selalu memberikan kejutan indah setelah air mata yang kau keluarkan,
bukan?
Dari
pertahananku selama sakit tiga hari dengan pemaksaan terus kuliah tanpa jeda,
Akhirnya. Tiba-tiba, temanku. Hani namanya— mengirim kabar bahwa novel
pesananku sudah datang! (aku titip ke dia karena aku tidak tahu alamat konstan
yang sekarang)
Novel
pesananku, Ayah—Karya AndreaHirata. Novel yang telah aku nanti sekian lama telah
datang, aku memburunya sejak pertama kali ada PO dan mendapat bonus tanda
tangan Pak Cik Andrea. O. Dear. Betapa itu semua menjadi obat paling ampuh dari
sekedar obat-obatan yang aku beli di warung. Kebahagiaan adalah obat paling
mujarab dalam menyembuhkan sebuah penyakit. Sederhana saja.
Beginikah
kekuatan sebuah novel?
Akhirnya
setelah tiga hari bersama novel yang sudah berada dalam genggaman bersiap
untukku lahap :D
kesehatanku berangsur pulih. Entahlah. Aneh
memang, tapi kenyataannya aku punya semangat sembuh dari sebuah novel.
Saat paketnya tiba |
tanda tangan Pak Cik |
Ayah-Andrea Hirata |
Pengen beli buku itu tapi belum kesampaian kaka :( #Curcol #MendadakBaper
BalasHapusAyo beli cheche, seru di jamin deh :D
HapusUdah lama nggak ngikutin perkembangan bukunya andrea hirata, tapi edensornya bagussssss. Aku suka banget!
BalasHapusYah kenapaaa mita? iyaa emang baguus dan menginspirasi banget yah hehe
Hapus