Judul
Buku : Sunset dan Rosie
Penulis
: Tere Liye
Penerbit
: Mahaka Publising
Jumlah
Hal : 425 Halaman
ISBN
: 978-602-9474-08-4
![]() |
Photo by me |
Bagaimana cara kamu menemukan sebuah “pemahaman
baru” tentang perasaan? Apakah ia selalu menyakitkan? Atau memberi ruang untuk
sedikit saja bahagia?
Kisah tentang keluarga hebat di pantai yang elok.
Tiga belas tahun pernikahan dengan intensitas kebahagiaan tinggi, tanpa henti
bagai mata air di kaki pegunungan yang memancarkan deras. Rosie dan Nathan
pasangan suami istri yang sudah tiga belas tahun menikah memiliki empat gadis
kecil yang bagai kembang ditaman bunga. Bagai cahaya di dalam redup.
Pada suatu sore, di pantai Jimbaran Bali. Pasangan
suami istri tersebut sepakat merayakan pernikahan mereka. Makan malam diatas
hamparan butiran pasir, menatap matahari tenggelam dengan lilin menyala. Juga
melihat ke empat anak mereka asyik bercengkrama. Anggrek anak sulung Rosie dan
Nathan yang mempunyai kegemaran membaca buku.
Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan yang berusia dua
belas tahun. Ia anak yang aktif memiliki otak kanan yang sama hebatnya dengan
otak kiri.
Ketiga, Jasmine yang berusia lima tahun. Yang satu
ini lebih pendiam—tetapi penurut dan pemerhati yang baik. Dan yang terakhir
adalah Lili. Buah hati Rosie dan Nathan yang berusia satu tahun.
Keluarga bahagia itu sedang makan malam bersama.
Merayakan hari kebahagiaan Ayah dan Ibunya. Ke empat anak Rosie dan Nathan
memiliki seorang Paman yang super hebat. Paman Tegar namanya—meski ke empat
anak Rosie dan Nathan mempunyai panggilan yang berbeda-beda kepada Paman Tegar.
Namun, tetap saja mereka begitu menyayangi Pamannya.
Tegar tinggal di Jakarta. Tegar adalah sahabat baik
Rosie dan Nathan yang sebentar lagi akan bertunangan bersama seorang gadis
menawan bernama Sekar.
Acara pertunangan itu akan berlangsung selang sehari
dengan acara perayaaan hari pernikahan Rosie dan Nathan. Ternyata itu semua
harus hancur dengan suatu kejadian yang menyakitkan. Saat Rosie dan Nathan
sedang merayakan acara makam malam tersebut. Pantai Jimbaran, Bali sungguh
menawarkan pesona yang elok. Seperti biasa, Tegar turut serta dalam acara
mereka dengan menggunakan tele-conference.
Keluarga Nathan—khususnya ke empat anaknya bisa bercengkrama mengobrol riang
menceritakan banyak hal dengan Tegar. Paman yang teramat disayangi mereka
berempat.
Kejadian menyakitkan itu harus datang. Kejadian yang
mengubah seluruh kebahagiaan malam itu menjadi kesedihan tiada tara. Tepat saat
Sakura memberikan bunga mawar biru kesukaan Rosie. Bom itu meledak.
Menghacurkan apa-apa yang berada disekitarnya. Termasuk kebahagiaan keluarga
Rosie dan Nathan.
Nathan meninggal dunia dengan kepala yang pecah.
Rosie tak kuasa membendung kesedihan. Seolah takdir baru saja mengkhianatinya.
Sementara Tegar yang berada di Jakarta kalap mendengar kejadian bom tersebut.
Tanpa berpikir dua kali. Tegar langsung berangkat ke Bali memastikan keluarga
bahagia itu baik-baik saja. tapi nyatanya keluarga itu tidak akan pernah
baik-baik saja.
Kisah ini
dimulai.
Seorang Tegar dengan memiliki status paman terbaik
bagi ke empat anak Rosie ternyata memiliki kenangan manis sekaligus menyakitkan.
Dulu, saat Rosie dan Tegar masih kanak-kanak mereka sering menghabiskan waktu
bersama. Hingga mereka beranjak dewasa saat Tegar mulai menyadari perasaan lain
selain persahabatan. Ya. Tegar mencintai Rosie bahkan melebihi dirinya sendiri.
Saat itu mereka sedang mendaki gunung Rinjani. Tepat saat dipunca. Rosie sangat
menyukai sunset. Nathan mengungkapkan
perasaanya kepada Rosie. Sementara Tegar yang mendengar semuanya saat Rosie
ikut tersenyum menyambut kejujuran Nathan yang mencintainya. Tubuh Tegar
bergetar hebat dibalik pohon. Menyaksikan mereka berdua tidak percaya dengan
semua kejadian itu.
Tegar pergi tanpa pamit. Meninggalkan Rosie dan
Nathan yang kebingungan. Tegar pergi merantau ke Jakarta. Melamar pekerjaan
disana. Berusaha membunuh sejengkal demi sejengkal perasaan itu. Malam-malam
gelisah itu selalu hadir. Kebencian itu tampak jelas bertahun-tahun lamanya.
Hingga suatu hari, Rosie dan Nathan datang mengunjunginya membawa buah hati
mereka. Entah mengapa hati Tegar merasa luluh saat melihat buah hati Nathan dan
Rosie.
Tegar mampu berdamai dengan cintanya. Dan lagi pula
sekarang ia sudah menemukan perempuan yang mencintainya yang lebih cantik dari
pada Rosie; Sekar. Ya. Tegar mencintai
Sekar meski dengan pemahaman cinta yang lain.
Sampai detik saat Bom itu meledak. Rasa kasih sayang
Tegar kepada ke empat anak-anak Rosie begitu besar mengalahkan segalanya. Tegar
menemani Rosie dan anak-anaknya saat badai menyakitkan itu datang. Sampai ia
melupakan pertunangannya bersama Sekar. Perempuan yang selalu menunggunya
dengan sabar.
Lalu, bagaimana kisah selanjutnya? Apa yang
dikatakan pemahaman cinta yang lain itu? Apa Tegar benar-benar mencintai Sekar
dengan setulus hati? Bagaimana Takdir membawa cintanya bermuara?
Membaca kisah ini, sungguh menyakitkan. Tapi
memberikan ruang untuk pemahaman yang baru. Meski ceritanya sangat runtun.
Tidak ada episode-episode yang mengejutkan lagi. ceritanya bisa aku tebak. Tapi
tetap saja memberikan rasa greget. Kenapa Tegar harus bersikap sedemikan kepada
kedua Perempuan yang sama-sama mencintainya.
Ternyata, diujung kisah. Rosie pun menyimpan
perasaan kepada Tegar dan ia tidak pernah menyadari cinta itu hadir diam-diam.
Mawar akan tumbuh ditegarnya karang jika engkau mengkhendakinya.
Membaca novel ini, aku sedikit memahami apa itu
kesempatan. Dan bagaimana cara melupakan kesakitan masa lalu. Yaitu dengan
berdamai. Meski terkadang butuh waktu yang lama untuk memahami hal sesederhana
itu.
tyataya
Subang, 2017
Ah.... tuh kan... baca resensinya aja sudah mupeng... oh... ternyata latar tempatnya Bali, berarti setting waktunya pas dulu ada kejadian bom di Bali gitu kan ya.... *sok.analisis
BalasHapusahahahha. ayo mbak! wajib baca.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagus fotonya.. kreatif teh ^^
BalasHapushihi makasih tetegh :)
Hapus