Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko dan ketidakpastian.
Mungkin bagi sebagian orang menjadi seorang entrepeneur
adalah hal yang paling menakutkan dan semu, karena mereka masih berpikir
bagaimana tingkat pendapatan yang diperoleh sedangkan setiap hari penghasilan
seorang entrepeneur itu tidak menentu, tidak ada patokan bahwa setiap bulan
gajihnya sekian. Cenderung orang ingin bekerja di perusahaan milik orang lain
menjadi bos atau manajer yang bisa
memerintah ini itu, dengan gaji yang tetap setiap akhir bulan. Menurut mereka
itu adalah hal yang paling menjajikan tanpa harus memikirkan sebuah
ketidakpastian.
Untuk memulai menjadi seorang entrepeneur tidak
harus mengambil kuliah dibidang ekonomi atau bisnis. Kesuksesan Financial yang
bisa didapatkan dari membangun bisnis sendiri menarik banyak orang untuk
banting setir memulai usaha mereka sendiri. walau begitu pada kenyataanya tidak
semua orang bisa menjadi seorang entrepeneur, tidak semua orang di sini dalam
artisan jika mereka tidak siap dengan segala resiko dan hal hal yang
fundamental yang harus dimiliki seorang entrepeneur maka sudah dipastikan orang
orang seperti itu akan gulung tikar.
Hal inilah yang selalu diterapkan oleh seorang
entrepeneur bernama bapak Wasim. Beliau adalah seorang entrepeneur tangguh.
Merintis usahanya dari Nol bersama istrinya yang bernama Tri Wahyuni
Usaha yang kini digeluti adalah kuliner malam yang
diberi nama banyumas, kami
menyebutnya kuliner malam karena beliau hanya berjualan dimalam hari. Dari jam
18.00 sampai 23.00 WIB yang bertempat di
Cikutra dekat dengan Taman Makam Pahlawan. Nama Banyumas itu sendiri diambil
dari nama daerah Banyumas, Banyu artinya air, sedangkan Mas adalah Emas, jadi
Pak Warsim berharap usahanya bisa terus mengalir tanpa batas seperti air yang
bermuara ditempat yang luas dan menghasilkan emas atau Rezeky yang berlimpah
serta Barokah. Pak Wasim juga asli orang Kebumen.
Pak Warsim hijrah ke kota Bandung sejak tahun (1992..)
Sebelum memutuskan menjadi seorang entrepeneur pak Wasim juga sempat menjadi
seorang tukang parkir, supir pribadi, supir material, calo. Supir angkot,
istrinya pun dulu pernah berjualan jeruk & emping dimulai dari bangun jam 5 subuh untuk berkeliling jualan. Pak Warsim merintis usaha berdagang ini dari
tahun 2004 bersama istrinya, hanya berdua. Dengan modal 12.000.000 Dengan
gerobak yang setiap hari didorong dari rumahnya sampai tempatnya berjualan
ketika sore hari karena ketika itu pak Warsim belum mendapatkan pegawai, dan
menu yang disediakan dari dagangannya begitu sederhana, hanya ayam goreng, ayam
bakar dan ikan saja, habis hanya 2 kilo dari jam 17.00 hingga larut malam
apalagi ketika pelanggan sedang sepi. Tingkat Profitabilitas yang didapatpun
hanya bisa sebatas untuk makan dan menghidupi kedua anaknya, untuk bersekolah
kedua anaknya, perjuangan pak Warsim dan istrinya memang begitu menggetirkan,
tapi pak Wasim sadar inilah jalan hidup yang kini sudah diambil dan dipilihnya,
menjadi seorang entrepeneur, untuk itulah beliau menguatkan hati dan konsisten
dalam menjalannya. Hingga akhirnya perlahan lahan usahanya dikenal banyak
orang, tidak ada strategi ketika itu, tapi karena sikap pantang menyerahnya,
banyak orang yang ketagihan untuk makan lagi di Banyumas.
“ Makan di sini Enak, dan bikin pengen lagi lagi dan
lagi” ujar salah satu pelanggan tetap pak Warsim.
Barulah tahun 2010 usahanya mulai berkembang,
berkembang dan terus melejit, hingga sekarang beliau sudah memiliki satu cabang
‘banyumas’ didaerah ST Telkom Bojong Soang. Dan memiliki beberapa pegawai untuk
ikut membantu usahanya tersebut. Hingga pelanggannya banyak didaerah daerah
jauh seperti ciwidey, Dago. Dan masih banyak lagi.
dan kini menu makanan yang tersedia di Banyumas
sudah lebih dari dua macam ikan, diantaranya : ikan gurame, ikan mas, ikan
kakap, ikan bawal, ikan kerapu, ikan mujaer, bandeng, salem, teros, barakkuda,
selar, kembung, kue, terise yang
semuanya bisa dihabiskan dalam satu hari berdagang adalah beriksar diantara
27Kg. Dan bahan pelengkap lainnnya seperti tahu tempe, anti ampela, usus dan
telur. Awalnya istrinya mengaku bahwa beliau sama sekali tidak bisa memasak dan
mengetahui jenis jenis ikan, tapi karena ada beberapa pelanggan meminta untuk
menyediakan jenis ikan yang tidak ada di menunya, akhirnya pak wasim dan
istrinya mecari dan mulai menyediakan dimenunya, ditambah dengan sambel dadakan
yang khas bernama sabel krecok yang
terdapat dibanyumas membuat para pelanggan tidak mau berpaling dan mencicipi
lidah mereka dengan rasa yang lain hal itulah yang membuat Banyumas selalu
ramai setiap harinya. hingga kini laba yang didapatkan kurang lebih perhari jika diambil kotornya adalah Rp 3.300.000.
jika ada kendala dari faktor alam, misalnya ketika sedang Musim hujan dan
pelanggannya mulai sepi hal ini berdampak pada dagangannya yang tidak habis,
namun pak Wasim tidak kehilangan akal. Jika dagangannya tidak habis pak Wasim
membawanya pulang dan dibagi bagikan kepada tetangga tetangga terdekat
“ mubazir kalau dibuang, kalau didagangin lagi engga
akan mungkin” ujar pak Wasim polos ketika sedang diwawancarai
Konsep yang dibuatpun sederhana saja, tidak ada
konsep yang bertele tele yang menghabiskan beberapa kertas hanya untuk
menuliskan konsep yang rumit yang dibangun dari ilmu ilmu bisnis maupun
ekonomi.
Konsepnya begini.
Pertama pak Wasim sangat mengutamakan kejujuran baik
itu dari sisi harga dan kualitas, bagi pak Wasim kejujuran adalah sebagian dari
penggerak agar pelanggan mau datang lagi.
Kedua, pak Wasim selalu menekankan pada setiap
pegawainya juga dirinya sendiri untuk bersikap ‘someah’ alias ‘ramah’ tidak ada
orang yang suka diabaikan atau di cemberuti ketika sedang bertransaksi. Untuk itulah ramah tamah menjadi kunci kedua
kesuksesannya.
Ketiga, Pak Wasim
menerapkan kalimat simbiosismutualisme artinya Pak Wasim ingin untuk
dirinya dan usahanya juga pelanggannya bisa sama sama saling menguntungkan,
hubungan timbal balik. Pak Wasim butuh sumber penghasilan untuk melangsungkan
kehidupannya dan pelanggan butuh kepuasan. dari itulah pak Wasim menggaris
bawahi agar semua orang yang terlibat di dalam bisnisnya bisa sama sama meraup
keuntungan. Jadi tidak ada yang merasa dirugikan.
Ke empat atau yang terakhir adalah mempertahankan
kualitas rasa, istrinya yang bertugas sebagai koki selalu mengutamakan kualitas
rasa. Bagi beliau itu adalah ciri khas atau pembeda bagi usahanya dengan milik
orang lain. Meskipun di cikutra banyak pedagang pedagang yang juga menjual menu
makanan yang sama. Tapi tetap ciri khas adalah syarat mutlak yang harus
dipertahankan bagi pak Wasim dan istrinya untuk tetap bertahan berjualan dilahan
milik pemerintah ini. Karena itulah pak Wasim dan istrinya tidak mengurangi sedikitpun
bumbu yang harus disediakan. Meskipun ketika harga bumbu bumbu dan bahan baku
sedang meningkat.
Dari segi bagaimana pak Wasim mengoperasikan
perusahaannya, pak Wasim berbagi tugas dengan pegawainya, pak Wasim tidak ingin
pegawainya berkerja sendiri maka dari itu pak Wasim ikut berbagung, pak Wasim
memiliki 4 orang pegawai, dan masing masing pegawai memiliki Job Description
tetapi dalam hal prakteknya ke 4 pegawai boleh mengambil alih pekerjaan pegawai
lainnya. Intinya saling bahu mebahu bekerja sama. Memang pak Wasim sadar cara
ini masih menimbulkan masalah yaitu mengantrinya para pelanggan untuk
mendapatkan makanan dengan resiko ada yang tidak membayar pada saat sudah
selesai makan disana. menurut pak wasim cara ini untuk saat ini masih berjalan
baik, pernah dulu pak wasim mengubah cara pengoprasian dalam berdagangnya
menjadi seperti restoran pada umumnya, yang setiap pegawainya hanya terfokus
pada satu tugas saja seperti pak wasim hanya memegang tugas sebagai kasir,
istrinya sebagai pembuat sambal, dan itu malah berdampak semakin banyaknya pelanggan yang Mengantri dan akhirnya banyak pelangggan
yang komplain tidak suka menunggu dan ada akhirnya mereka memutuskan untuk
pulang. mungkin karena kendalanya kekurangan pegawai.
Memang keputusan untuk terus tetap bertahan dalam
pengoperasian seperti itu memiliki resiko, tapi bukankah setiap pengusaha
memiliki resiko dalam ketidakpastiannya masing masing? Yang terpenting
bagaimana pak Wasim tetap mempertahan usahanya dengan terus meningkatkan kualitas
rasa dan keramahannya.
Analisis :
Menjadi seorang entrepeneur adalah suatu pilihan profesi yang berani
mengambil resiko, berani mengambil tantangan, dan memiliki sikap yang konsisten
dan pantang menyerah. Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh seorang entrepeneur
bernama pak Wasim dengan perusahaan banyumasnya pak wasim mampu bertahan dari
persaingan yang begitu kejam dalam hal berdagang, dia bisa berfikir kreatif
dalam hal mencari tempat untuk berdagang, jika di lihat daerah cikutra pahlawan
cukup ramai oleh pedagang kaki lima tapi pak wasim bisa mengambil peluang
sekaligus bersaing dengan memberikan cirikhas dalam menu makanannya yaitu
sambal krecok ( sambal sengsara ) dan berbagai jenis ikan, dia juga mampu
mengoprasikan usahanya dengan hanya 4 orang pegawai hal itu sudah terbukti
dengan setiap malam jika kalian pergi ke daerah cikutra kalian akan menemukan
gerobak berwarna hijau dengan baligo bertuliskan “Banyumas” disitu kalian akan menemukan banyak orang yang sedang
mengantri untuk mendapat giliran makan disana. Kami menyimpulkan bahwa
pelanggan yang bertandang kesana semua karena keramah-tamahan dan kualitas rasa yang di pertahankan oleh
pak wasim. Dari segi penghasilan sebagai entrepenuer yang menyewa tempat bisa
di katakan pak wasim entrepenuer yang sukses di level saingannya. Hai itu di
buktikan dengan pendapatan per hari sebesar 3300000, jika di kalkulasikan dalam
sabulan sebesar 99000000. Ditambah dengan cabang yang yang berada di ST TELKOM
yang menganut sistem dilivery, bisa di bayangkan berapa omset per tahun pak
wasim. Dalam wawancara yang kami lakukan kami mengajukan pertanyaan
“ jika suatu
saat nanti pak wasim diberi sebuah pilihan ingin menjadi entrepenuer atau bos
pak wasim akan memilih yang mana ? “
pak wasim berkata
“ menjadi seorang entrepenuer adalah pilihan hidupnya dan kepuasannya”
berangkat dari sana kami mendapatkan suatu ilmu dari
beliau, bahwa semua profesi di dunia ini jika tidak di jalani dengan tekun dan
konsisten maka selamanya akan menjadi fatamorgana.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar