Aku cerita sedikit tapi sepertinya akan
panjang. Waktu itu aku pernah bikin stories tentang degdegannya masa-masa
menyapih dan toilet training.
Aku nggak tahu ya, ini bisa dibilang tips atau
cuma curhatan aku aja karena rasanya alhamdulillah ternyata aku bisa melewati
dan membantu milestone penting anakku melepas diapers dan pipis dimana-mananya
itu.
Kadang yah, suka pesimis duluan tapi karena ada
bala bantuan. Jadi aku merasa tidak sendiri
Kalau kebanyakan menyapih dulu. Aku malah kebalikannya. yaitu toilet training dulu. Kadang suka aku pertanyaan, tapi yauda mau gimana anaknya menunjukan tanda-tanda kesiapan di TT.
Aku jadi teringat salah satu buku yang
judulnya TUNTAS KEMANDIRIAN investasi sampai akhirat. karyanya bunda Ani
Christina. Dibuku itu ditulis ketika tidak serius melakukan toilet training,
maka kita sebenernya sedang kehilangan kesempatan untuk mendidik anak tentang
kedisiplinan dan manajamen waktu. Masya Allah, ternyata urusan TT ternyata
tidak sesepele yang dulu aku bayangkan. Karena nanti akan nyambung ke kondisi
saat dia dewasa kelak ~
Menurut buku yang aku baca, batas akhir
harapan akan selesainya atau tuntasnya toilet training yaitu maksimal 3 tahun.
Mengapa? Karena 3 tahun ke atas, metabolisme tubuh, jam biologis, jenis makanan
anak sudah hampir menyerupai orang dewasa. Jika dibiarkan. Akan ada masalah
baru, karena anak mulai punya target lain seperti sosialisasi di luar rumah,
anak juga mulai menunjukkan sikap semuanya sendiri harus belajar otoritas
waktu.
Tapiiii semuaa balik ke kesiapan masing-masing. Mungkin memang teorinya maksimal 3 tahun. Tapi, kita juga nggak bisa mengesampingkan faktor-faktor atau kondisi-kondisi lain yang mendukung saat toilet training.
Persis kaya kondisi aku sekarang. Nggak
sempurna tapi aku udah melakukan yang terbaik sebisaku! toilet training sudah
dimulai semenjak Ara menginjak dua tahun. Tapi gak berhasil jungkir balik.
Waktu itu, kaya harus "cepet" tapi cepet itu bikin aku capek dan
makan hati hahaha. Jadi, aku kembali ke mode selau sambil berdoa, dan
terus-terusan berusaha.
Usahanya? Ini beberapa usaha yang mungkin
nggak asing lagi sih kayanya.
1. bissmillah, berdoa minta bantu sama Allah. yakinin hati. Dan jangan banding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain
2. Sounding terusss terusaaan, tapi di momen
momen yang aku sama anakku bener bener komunikasinya lancar banget.
3. Bacain buku! Aduh, ini usaha yang kayanya
lama berhasilnya tapi ngefek. Karena aku bacain buku itu di usia Ara yang masih
pake diapers 24 jam dan dia belom ngerti. Lalu sampe dititik. Aku mau pipis di
toilet aja kaya omar! Buku satu-satunya yang aku punya tentang toilet
training. Harganya cuma 25k terbitan Tiga Ananda. Buku Seri Uma dan Omar. Sekarang
kondisi bukunya covernya udah rusak, karena saking dia mau dibacain buku itu
terus.
![]() |
Penampakan bukunya, aku udah pernah review di instagram @tyataya monggo kalau ada yang mu mampir, lengkap sama judul yang satunya lagi tentang menyapih. |
4. Nanya tiap beberapa jam sekali, "kamu
mau pipis? Mau pup? Ibu bantu ke toilet ya. Gituu terus awalnya. Tapi gak
berhasil-berhasil. Malah selalu ditolak. Wkwkwk
5. Bawa ke toilet ajak pipis bareng. Kadang
ngaruh, kadang nggak. Wkwkwkwk
6. Aku kasih perbandingan gimana rasa tidak
nyaman pipis dicelana. Ini aku momen ini cape bgt ngepel mulu HAHAHA
7. Entah kenapa, kalau pup jauh lebih cepet
bisa bilang ketimbang pipis. Nah dari sini, aku jadi berpikir lagi. Oh mungkin
yang dirasakannya itu beda. Apa mungkin anakku belom paham rasanya mau pipis.
Disitulah akhirnya aku coba usaha jelaskan. Kalau mau pipis itu rasanya kaya
gimnaa, tanda-tandanya kaya apa, dan harus ngapain hahaha. Sekaligus perbedaan
pipis sama pup.
8. Aku jelaskan juga diapers itu untuk baby,
Ara sudah besar sudah waktunya tidak pake diapers lagi. Ini tiaaaaaap hari
kayanya bilang gitu.
9. Dijelaskan juga, kalau air pipis itu najis.
Harus dicuci. Kalau Ara pipis dimana-mana. Ibu sama Ayah jadi gak bisa sholat.
10. Minta bantuan sama temen temennya. Ini
kayanya lumayan ngefek, setiap kali main. Terus Ara suka seneng ikut main.
Jadii tiap dia pipis dicelana, temen temennya pada bilang. "Ara kalau
pipis di toilet ya, ini kan jadi basah lantainya." Mungkin Ara jadi merasa
tidak enak sama teman-temannya.
11. Meniru teman lain. Kadang ada temennya yang suka nyeletuk. "Mau pipis dulu ke toilet." Karena rata-rata temen temennya usia 4tahun ke atas.
Aku muterrrr-muteerr teruus dari tips yang gak mempan, dipake lagi. Terus aja gitu. Sampe di 2,5 tahun. Pelan-pelan dia bisa bilang sendiri. Jangan dikira langsung berhasil! Masih kadang gak ketahan. Apalagi pipis malem. Tapi aku tetep usaha dan doa. Prosesnya lamaaaaa sampe dititik. Malem malem dia bangunin aku cuma bilang "bu mau pipis" sambil matanya merem melek tapi ttp berusaha bangun dan jalan ke toilet! Masya Allah. Betapa kalau kita sabar. Anak pun pelan-pelan akan ngerti juga ko. Malu sendiri kadang emang akunya yang tidak sabaran. Menuntut sesuatu yang bahkan anakku sedang berusaha belajar. Kadang kitanya yang tidak bisa melihat prosesnya lebih dekat lagi.
Pelajaran juga buat aku sendiri. Karena pernah
Ara tiba-tiba pipis dicelana. Padahal udah dominan bisa bilang dan di toilet.
Waktu itu pas kita lagi belanja sama ayahnya. Mungkin karena agak lama, dan dia tahan itu pipisnya. Sampe rumah udah nggak kuat. Jadi pipis dicelana. Awalnya aku pengen ngomel-ngomel. Tapi entah kenapa aku menahannya.
Dia udah berhasil nahan pipis ditempat umum. Aku harus menghargai itu.
Nggak ada yang mudah, tapi yang sulitpun bisa
kita lalui asal kamu, aku, kita (buibuk) punya keyakinan dan dibarengi usaha.
Nyari tipsssss lain boleh, coba terapin tips lain banyak ko di google. Karena
mungkin aja tips x bisa mempan di anak x Sedangkan tips y gak mempan. Siapa
yang bisa jamin? Kan gak ada hehehehe. Karena anak itu unik.
Terakhir nih, apakah aku sudah berhasil
menyapih? Jawabannya adalah belum. Ara masih ASI siang saat tidur. Dan malam,
Saat mau tidur. Aku gak berani kasih dot. Karena pasti repot dua kali
menyapihnya. Aku nggak kasih yang pait-pait meski semua orang dilingkunganku
mendesak.
Dan sudah banyaaak sekali komentar-komentar.
Tapi untungnya keluargaku. Suamiku. Tetep mendukung dan percaya sama aku
sepenuhnya️
Aku belum siap, bukan karena aku nggak tega. Tapi karena lebih "ada urusan lain yang harus aku selesaikan dulu" sebelum konsentrasiku penuh untuk full membersamai proses menyapihnya Ara. Bukankah menyapih itu juga harus didasari ibu dan anak sama-sama siap?
Apakah lingkunganku tahu itu? Tentu tidak. Karena aku nggak kasih alasan apapun. Buat apa? Mereka juga gak paham. Untuk apa menjelaskan sesuatu yang mereka tidak mau pahami itu.
Jadi buibuk, yang senasib denganku. Ayo kita
berpelukan dulu. Hehehehee. Semogaaaa tips atau curhatan ini ada faedahnya.
Diambil yang baiknya aja. Kalau ada salah - salah kata mohon dimaklumi
ya. hwhwhhww
Kalau ada tips menyapih, boleh share. Aku
catet dulu.
Kalau ada tips toilet training tambahan dari buibuk boleh
share siapa tahu bermanfaat buat yang baca.
Hatur nuhun
Ditulis saaat malam hari saat nunggu Ayah Ara
pulang kerja.
Subang, 2020.
22:07 WIB
Tidak ada komentar :
Posting Komentar